DILI, 18 november 2022 (TATOLI)– Direktur Jenderal Sekretariat Negara Pelatihan Professional dan Kejuruan (SEFOPE -tetun), Paulo Alves menyebutkan politik Pemerintah untuk mengirim tenaga kerja ke luar nergei adalah bentuk pelatihan yang sesunguhnya untuk menunjang masa depan.
“Politik kita untuk merekrut tenaga kerja ke luar negeri sangat jelas bahwa kita merekrut mereka bukan untuk tinggal disana. Ekspetasi kita dengan politik ini selain kesana untuk bekerja dan mendapatkan uang, ini juga bentuk pelatihan untuk mempelajari bidang yang mereka kerjakan,” jelas Paulo Alves pada Tatoli di kantor SEFOPE Caicoli, jumat ini.
Disebutkan, Pemerintah telah memiliki perjanjian pengiriman tenaga kerja dengan Korea Selatan sejak 2009 dan Australia pada 2012. Selain itu di tahun ini akan memulai kerjasama dengan Jepang untuk pertama kalinya.
Menurutnya, kontrak yang ditawarkan untuk kerja di luar negeri hanya dari satu tahun sampai lima tahun. Sehingga ini dianggap menjadi waktu yang cukup bagi para tenaga kerja untuk mengumpulkan modal dan pengalaman yang cukup untuk membuka usaha sendiri guna menjamin masa depan.
“Mereka tidak tinggal disana karena kontrak mereka tidak lebih dari lima tahun, semua pengalaman yang didapatkan menjadi bekal setelah kembali ke tanah air, dan bisa membangun negara ini,” ucapnya.
SEFOPE sendiri memiliki program bernama Formação de Auto Emprego atau Pelatihan Wirausaha yang akan memfasilitasi mereka yang ingin memulai bisnis sendiri, bantuk membimbing hingga usaha mereka bisa berhasil.
Dalam program tersebut, SEFOPE mendukung peralatan kepada kelompok kerja industri lokal yang dengan tujuan untuk memfasilitasi pekerjaan dan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Program ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan sendiri dan masih ada harapan bahwa mereka dapat menghasilkan lapangan kerja bagi orang lain. Jika mereka memiliki manajemen yang baik dan sukses.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz
