DILI, 10 november 2022 (TATOLI)— Laporan Tuberkulosis (TB) Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO -inggris) yang baru dirilis menunjukan Timor-Leste telah menunjukkan penurunan TB menjadi 2,4% (486 per 100.000) pada tahun 2021.
“Kasus TB di negara ini telah stagnan di 498 per 100.000 penduduk selama beberapa tahun terakhir, tetapi pada tahun 2021 menunjukkan penurunan 2,4% (486 per 100.000),” sebut laporan dari WHO yang diakses Tatoli, kamis ini.
Laporan tersebut juga menyoroti dua tren positif lainnya di Timor-Leste sebagai negara mencatat tingkat keberhasilan 91% dalam pengobatan TB dan cakupan pengujian dengan penggunaan diagnostik cepat pada saat diagnosis telah meningkat menjadi 32%.
Sebagai perbandingan, tingkat keberhasilan pengobatan pada 2019 adalah 88% dan cakupan pengujian mencapai 11%.
Menteri Kesehatan Timor-Leste, Odete Maria Freitas Belo menyebutkan, penemuan laporan TB Global sangat menggembirakan. “Tetapi kami jelas perlu berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan mengakhiri TB sepenuhnya dan menghilangkan kasus TB melalui pendekatan terpadu untuk pemberian layanan Kesehatan,” katanya.
“Pandemi memberi kami beberapa peluang untuk pengembangan kapasitas dan meningkatkan intervensi kami. Bersama Saúde na Família, pembelajaran ini akan berdampak positif pada TB dan masalah kesehatan masyarakat lainnya dalam waktu dekat,” ucapnya.
Perwakilan WHO untuk Timor-Leste, Arvind Mathur mengatakan untuk mengatasi TB, negara telah melakukan beberapa intervensi termasuk deteksi dini, pengobatan dini dan pengenalan fasilitas diagnostik yang lebih baik untuk masyarakat.
“Kantor negara WHO telah memberikan bantuan teknis kepada Kementerian Kesehatan dalam semua upaya ini,” kata Arvind Mathur.
Timor-Leste telah beralih ke diagnosis TB yang lebih baik seperti GeneXpert, yang merupakan tes TB molekuler. Negara ini juga meningkatkan pencegahan TB dengan peluncuran pengobatan profilaksis yang lebih luas untuk kontak anak-anak dan orang dewasa.
Pada tahun 2021, terjadi peningkatan hampir 15% dalam jumlah orang yang memakai pengobatan TB profilaksis dibandingkan dengan tahun 2020. Dengan dukungan teknis dari kantor negara WHO, Kementerian Kesehatan juga berfokus pada penyebaran kesadaran tentang penyakit ini di masyarakat sehingga setiap kasus terdeteksi dan sedang dalam pengobatan.
Baru-baru ini, WHO dalam kemitraan dengan Global Fund memperkenalkan ‘One Stop Mobile Diagnostic Van’ untuk membawa diagnosis TB lebih dekat ke masyarakat dan membantu mengurangi tingkat kejadian lebih lanjut.
‘One Stop Mobile Diagnostic Van’ dilengkapi dengan sinar-X digital dan tes TruNat TB, tes molekuler yang mendiagnosis TB dalam satu jam dan juga tes resistensi terhadap obat rifampisin. Alat itu juga memiliki fasilitas rekam medis elektronik yang disinkronkan dengan Artificial Intelligence untuk membaca film sinar-X digital.
Pada tahun 2021, survei penilaian kerentanan TB yang dilakukan di Timor-Leste dengan bantuan teknis dari WHO menunjukkan bahwa malnutrisi dan merokok tembakau adalah salah satu faktor kerentanan utama yang berkontribusi terhadap penyakit tersebut.
Secara global, diperkirakan 10,6 juta orang jatuh sakit dengan TB pada tahun 2021, meningkat 4,5% dari tahun 2020, laporan TB menyatakan. Pandemi COVID-19, tidak diragukan lagi, membuat orang sulit untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz