DILI, 05 oktober 2022 (TATOLI)– Empat negara yang berbatasan dengan kawasan Laut Arafura dan Timor (ATS) mengesahkan desain jaringan Marine Protected Area (MPA). Tujuannya untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan perairan dan masyarakat pesisir khususnya dalam meningkatkan Pengelolaan Penyu dan Habitat Kritis.
Empat negara yang berbatasan dengan kawasan ATS yaitu, Australia, Indonesia, Papua Nugini, dan Timor-Leste (TL) dengan luas lebih dari 1 juta km², dan wilayah ATS sangat kaya akan keanekaragaman hayati laut serta merupakan rumah bagi beragam makhluk laut.
Karena itu, keberlanjutan jasa ekosistem laut sangat penting, tidak hanya untuk konservasi spesies laut yang bermigrasi dan habitat kritisnya, tetapi juga sumber makanan dan mata pencaharian masyarakat pesisir yang tinggal di wilayah tersebut.
“Dengan keprihatinan ini, empat negara yang berbatasan dengan kawasan ATS, baru-baru ini mengesahkan desain jaringan MPA yang bertujuan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan perairan dan masyarakat pesisir,” ungkap siaran pers dari Proyek Arafura & Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) kedua yang diakses Tatoli, rabu ini.
MPA berfungsi sebagai alat konservasi dan pengelolaan yang kuat untuk mengatasi ancaman lokal, sekaligus meningkatkan produktivitas perikanan, melindungi keanekaragaman hayati, dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.
Wilayah ATS mendukung pencarian makan dan migrasi berbagai spesies penyu langka dan terancam punah. Menyadari fakta ini, negara-negara pesisir di kawasan ini mengambil tindakan untuk memasukkan perlindungan dan reproduksi penyu ke dalam desain jaringan MPA mereka.
Pada tahun 2020, cakupan MPA di wilayah ATS sama dengan 265.324,49 km² yang mencakup empat negara. Di tahun-tahun mendatang, total 6.263,79 km² di MPA baru direncanakan untuk Indonesia dan Timor-Leste. Pengesahan ini berfungsi sebagai pedoman untuk pembentukan MPA baru di masa depan.
Proyek ATSEA-II adalah tahap kedua dari Program ATSEA yang didanai oleh GEF, UNDP dan PEMSEA.
Proyek ini berjalan selama lima tahun (2019-2024) dan didukung oleh hibah GEF sebesar US$9,7 juta dengan komitmen rekanan pembiayaan bersama dari negara (dan berbagai mitra lainnya) sebesar US$60,2 juta.
Proyek regional ini melibatkan Pemerintah Indonesia, Timor-Leste dan Papua Nugini, dengan dukungan dari Pemerintah Australia.
Program ATSEA dirancang untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi di wilayah ATS, dengan mandat untuk mendukung pelaksanaan Program Aksi Strategis (SAP) regional ATS 2014-2024 yang didukung dan mengejar tujuan jangka panjang dan Visi “Mempromosikan pembangunan berkelanjutan di wilayah Laut Arafura-Timor untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya melalui restorasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem laut-pesisir yang berkelanjutan”.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz