iklan

KESEHATAN, DILI

Identifikasi TB di Timor-Leste, Menzies dan Kemenkes luncurkan program RNPPT

Identifikasi TB di Timor-Leste, Menzies dan Kemenkes luncurkan program RNPPT

Wakil Menteri Kesehatan, Bonifácio Mau Coli bersama Perwakilan organisasi internasional Menzies meluncurkan Riset Nasional Prevalensi Penyakit Tuberkulosis (RNPPT) di JL Villa, Fatu-hada, jumat (09/09/2022). Foto TATOLI/Egas Cristóvão

DILI, 9 september 2022 (TATOLI)—  Organisasi internasional Menzies (Sekolah Riset Kesehatan) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Riset Nasional Prevalensi Penyakit Tuberkulosis  (RNPPT). Peluncuran itu untuk mengidentifikasi tingkat spesifik kasus Tuberkulosis  (TB) di Timor-Leste (TL).

Manajer Proyek TB, Josh Francis mengatakan penelitian nasional untuk proyek itu sangat penting guna membantu upaya pemerintah menghilangkan TB di TL dengan mengidentifikasi jumlah pasien TB yang stabil di seluruh negeri di TL.

“Banyak pasien TB yang belum diskrining dan diobati. Karena itu, penelitian ini membantu untuk mengidentifikasi jumlah pasien di TL,” kata Manajer Proyek TB Josh Francis kepada wartawan di JL Villa, Fatu-hada, jumat.

Berita terkait : PM Taur himbau masyarakat diskrining cegah TBC

Francis mengatakan Tuberkulosis adalah penyakit berbahaya dan mematikan. Karena itu, harus dihilangkan dan dikurangi di TL.

Foto google

“Untuk membantu mengurangi jumlah penyakit ini, Menzies akan berbagi informasi tentang gejala TB dengan masyarakat pedesaan. Hal ini membantu masyarakat untuk mengetahui bagaimana mencegah penyebaran penyakit menular ini. Kami juga memberikan pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan sampel dahak kepada pasien yang mengalami gejala TB sebelum diberikan pengobatan,” jelas Francis

Sementara, Wakil Menteri Kesehatan, Bonifácio Mau Coli mengatakan, pihaknya melalui Menteri Kesehatan telah melakukan upaya pemberantasan TB di Timor-Leste dengan menggandeng mitra Menzies untuk melakukan penelitian ilmiah guna mengetahui jumlah TB di TL.

Berita terkait : WHO : Setiap negara harus selamatkan penderita TBC di dunia

“Studi pertama dilakukan pada pasien yang menderita COVID-19, dan hasilnya menunjukkan bahwa 83% pasien COVID-19 memiliki penyakit TBC,” katanya.

Wakil Menteri Bonifácio, menjelaskan beberapa aspek yang berkontribusi terhadap peningkatan angka TB, antara lain keterbatasan bantuan kesehatan dan keterbatasan gizi, terutama selama masa COVID-19.

Penelitian akan dilakukan pada lebih dari 50.000 orang, berusia di atas 15 tahun di 50 daerah pedesaan di 12 kotamadya dan termasuk di RAEOA Oecusse.

Sementara penelitian juga mengidentifikasi pasien yang berobat mencapai 63% pada 2019 dan menurun dari 65% menjadi 48% pada 2020.

Program yang dilaksanakan merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan dan Menzies yang didanai oleh Pemerintah Australia senilai $242 juta. Program yang dilaksanakan terdiri dari program TB, Malaria, dan HIV SIDA.

 Reporter : José Belarmino De Sá

 Editor    : Nelia Borges (Penerjemah : Armandina Moniz)

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!