DILI, 25 agustus 2022 (TATOLI)— Sekretaris Negara urusan Lingkungan (SEA -tetum), Demetrio do Amaral de Carvalho mengatakan perusahaan Caltech telah mendukung pemerintah Timor-Leste mengatasi masalah sampah plastik sebanyak satu ton per hari melalui proses recycling (daur ulang).
“Kita mempunyai perusahaan yang bekerja untuk melakukan daur ulang yaitu, Caltech. Mereka sebelumnya mengatakan bahwa per hari mampu mengelolah sampah plastik satu ton,” kata Demetrio do Amaral de Carvalho pada Tatoli secara esklusif di Bebora.
Dijelaskan, Perusahaan Caltech mendaur ulang berbagai jenis produk dan bahan seperti kertas, karton, logam besi, kayu, botol dan produk plastik apa pun, serta mengeksplorasi teknologi dan proses baru untuk memungkinkannya terus mengembangkan kemampuan daur ulangnya.
Produk daur ulang sendiri memproduksi berbagai batu bata, blok bangunan, dan blok unit trotoar. Perusahaan ini juga berinvestasi dalam pengembangan proses yang memungkinkan masyarakat di negara lain untuk mendaur ulang sampah mereka sendiri di setiap lokasi.
Dijelaskan, bahwa saat ini Caltech akan membawa mesin daur ulang baru ke Timor-Leste yang memiliki kapasitas untuk mendaur ulang plastik hingga empat ton per hari atau lebih.
“Apa yang dilakukan Caltech ini diharapkan dapat memberikan motivasi pada perusahaan lain dalam menangani sampah plastik,” katanya.
Ia menginformasikan, Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan dan Wilayah (MPO -tetum) telah mengorganisir sebuah board meetting tentang potensi investasi dari bank Uni Eropa (UE) untuk mengaplikasikan Returns System. Dimana, jika ada plastik atau kaleng aluminium di masukan ke mesin dan akan memberi uang.
“Jika ada mesin itu, satu botol kaleng akan dihargai $0.10 sen. Artinya 10 botol sudah mendapatkan $1. Ini agar bisa mengaplikasikan prinsip Extended Producer Responsibility. Karena, produsen menggunakan plastik untuk menjual barang dan plastik harus kembali lagi ke produsen,” jelasnya.
Ia menyebutkan, hal tersebut masih dalam diskusi pada tahap prefeasibility study. Artinya, Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz