JAKARTA, 23 agustus 2022 (TATOLI)— Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) menjajaki kerja sama dengan Timor-Leste untuk membangun berbagai kegiatan pendidikan di perguruan tinggi yang lebih baik.
“Timor-Leste adalah saudara bagi Indonesia. Kita berharap bisa ada kerja sama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi antara Indonesia dengan Timor-Leste,” kata Rektor UPNVJ, Erna Hernawati dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, selasa.
Berdasarkan berita dari Kantor Berita ANTARA NEWS yang dikutip Tatoli, menjelaskan, kunjungan Timor-Leste membuka peluang bagi UPNVJ dalam mengembangkan kerja sama antar perguruan tinggi di kedua negara, yang diharapkan kerja sama dapat dibawa ke tingkat antarkementerian Indonesia dan Timor Leste.
Adapun visi misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dipimpin oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim dirasa akan sesuai dengan visi pembangunan yang dimiliki oleh Timor-Leste.
Karena itu, katanya, kerja sama akan dilakukan di dalam mengembangkan pembelajaran, pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan tinggi kedua negara.
“Untuk itu, saya meminta Dekan FISIP agar disiapkan kerja sama yang lebih konkret dengan Timor Leste. Mudah-mudahan ini bukan kunjungan pertama dan terakhir. Kita sangat terbuka untuk saling mengunjungi, termasuk untuk melihat perkembangan di Timor Leste sebagai referensi,” ujarnya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPNVJ, Dudy Heryadi mengatakan bahwa hadirnya perwakilan Timor-Leste itu disebabkan oleh peluncuran program studi baru di FiSIP UPNVJ, yaitu S-1 Sains Informasi, Magister Ilmu Komunikasi, Magister Hubungan Internasional, dan Magister Ilmu Politik.
“Kami berharap melalui pendirian empat program studi baru tersebut, FISIP UPNVJ dapat memberikan kontribusi besar untuk pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia,” kata Dudy.
Menteri Kabineti Dewan Menteri Timor-Leste, Fidelis Leite Magalhaes mengatakan Timor-Leste menghadapi tantangan mengisi kemerdekaan untuk mengikuti perkembangan politik global.
Fidelis mengatakan, sebagai negara yang baru merdeka, dia merasa bahwa warga negaranya perlu mempelajari ilmu hubungan internasional. Hal itu harus dilakukan guna mewujudkan harapan besar warganya yakni demokrasi sebagai bangsa dan negara yang merdeka.
Antara News