DILI, 02 agustus 2022 (TATOLI) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan Rencana Strategis Nasional Hepatitis (HNSP-Hepatitis National Strategic Plan) di Timor-Leste (TL). Peluncuran tersebut dilakukan untuk memerangi dan memberantas Hepatitis di TL.
Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo mengatakan peluncuran HNSP sangat penting untuk meningkatkan perawatan Hepatitis di negara ini.
“HNSP akan meningkatkan Layanan Hepatitis dan mendekatkan pengobatan Hepatitis kepada masyarakat di daerah pedesaan melalui Program Kesehatan Keluarga Timor-Leste dan Program Perawatan Kesehatan Terpadu Masyarakat,” kata Menteri Odete Maria Freitas Belo dalam acara peluncuran HNSP di Hotel Timor, Dili, selasa ini.
Peluncuran tersebut juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 juli 2022.
Berita terkait : WHO minta Asia Tenggara percepat layanan pengobatan pada penderita Hepatitis
Dia mengatakan pasien akan disaring dan diuji ketika mereka berada di rumah sakit. “Jika mereka dinyatakan positif, maka mereka akan dibawa ke Rumah Sakit Daerah untuk menjalani perawatan,” katanya.
Dilain pihak, Perwakilan WHO untuk Timor-Leste, Arvind Mathur mengatakan bahwa pihaknya dan Timor-Leste tetap berkomitmen penuh untuk mempercepat upaya menuju eliminasi, dengan memperkuat perawatan kesehatan primer dan perawatan yang lebih khusus bagi pasien yang membutuhkannya.
“Ada beberapa penyakit yang secara realistis dapat kita impikan untuk dihilangkan, salah satunya adalah Hepatitis. Mari kita bekerja sama untuk mewujudkan mimpi ini,” katanya.
Dia menegaskan, penting untuk mendekatkan perawatan Hepatitis kepada masyarakat. “Untuk mendekatkan perawatan Hepatitis kepada masyarakat dan menghilangkan virus Hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat, merupakan tindakan yang tidak boleh menunggu,” ungkapnya.
Berita terkait : Lawan virus hepatitis, WHO minta seluruh dunia tingkatkan sosialisasi
Ia menambahkan, WHO akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk memerangi dan memberantas hepatitis di tanah air dan memastikan tidak ada yang tertinggal.
Karena itu, katanya, WHO akan terus mendukung Kemenkes dalam pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, menghentikan penularan dari ibu ke anak, memastikan injeksi, transfusi darah, dan prosedur gigi yang aman, serta memperluas akses ke pengujian dan perawatan.
“Pengujian dan pengobatan harus tersedia secara universal di semua tingkat sistem kesehatan dan lebih dekat dengan manusia,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari WHO menyebutkan, sekitar 3000 orang meninggal setiap hari atau setiap 30 detik seseorang meninggal karena menderita Hepatitis seperti gagal hati, sirosis, dan kanker. Jumlah ini lebih tinggi dari HIV dan sebanding dengan TB (Tuberculosis).
Hepatitis adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, dan lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia hidup dengan virus Hepatitis
Berita terkait : Hari Hepatitis Sedunia, WHO : Penyakit Hepatitis harus dicegah
Di Kawasan Asia Tenggara, 60 juta penderita Hepatitis B, dan sekitar 10,5 juta hidup dengan Hepatitis C kronis.
“Kami memiliki alat tes, pengobatan, dan pencegahan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa, namun hanya 10% yang tahu bahwa mereka menderita Hepatitis dan sekitar 80% pasien tidak memiliki akses atau biaya perawatan,” kata Mathur.
Reporter: Filomeno Martins
Editor: Nelia Borges (penerjemah : Armandina Moniz)