DILI, 28 juli 2022 (TATOLI)— Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh meminta kepada semua negara di kawana Asia Tenggara untuk mempercepat cakupan layanan untuk diagnosis dan pengobatan pada penderita penyakit Hepatitis.
Pesan Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara, disampaikan dalam peringatan Hari Ulang Tahun Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 juli ini.
“Akses ke layanan ini seringkali di luar jangkauan masyarakat. Karena, biasanya tersedia di rumah sakit terpusat/khusus dengan biaya yang tidak dapat dijangkau oleh semua orang,” jelas Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara dalam siaran pers yang diakes Tatoli.
Ia menjelaskan, penderita Hepatitis terus meninggal karena keterlambatan diagnosis atau kurangnya perawatan yang tepat. Jika, mereka didiagnosis maka itu merupakan pintu gerbang untuk pencegahan dan pengobatan.
Cakupan pengujian dan pengobatan sederhana adalah kesenjangan paling penting yang harus diatasi untuk tanggapan yang efektif terhadap epidemi hepatitis. “Jika kita melihat pengobatan di wilayah Asia Tenggara, hanya sekitar 10% penderita hepatitis yang mengetahui statusnya dan 5% yang memilih melanjutkan pengobatan.
Berita terkait : Hari Hepatitis Sedunia, WHO : Penyakit Hepatitis harus dicegah
Dari perkiraan 10,5 juta orang dengan hepatitis C, hanya 7% yang mengetahui statusnya, di mana sekitar 1 dari 5 orang sedang dalam pengobatan. Kesenjangan ini, terutama disebabkan oleh kurangnya kesadaran secara umum.
Jadi, katanya, kampanye Hari Hepatitis Sedunia tahun ini menyoroti kebutuhan untuk mempercepat perang melawan virus hepatitis dengan menguji dan merawat orang-orang yang benar-benar membutuhkannya, yaitu dengan menutup kesenjangan kesetaraan dengan tidak meninggalkan siapa pun.
Di tengah semua tantangan, Kawasan Asia terus menerapkan intervensi sebagai kunci mencegah, mendeteksi dan mengobati penderita penyakit hepatitis.
Sejak 2016, ketika Kawasan Asia meluncurkan Rencana Aksi untuk Viral Hepatitis 2016–2021, sembilan negara telah mencapai lebih dari 90% cakupan vaksin hepatitis B dosis ketiga. Empat negara telah mencapai target pengendalian hepatitis B dengan seroprevalensi kurang dari 1% di antara anak-anak di atas usia 5 tahun.
Berita terkait : Lawan virus hepatitis, WHO minta seluruh dunia tingkatkan sosialisasi
Semua negara di Asia Tenggara harus mempercepat cakupan layanan pengujian dan pengobatan, termasuk mengadopsi teknologi inovatif berskala besar, pendekatan yang disederhanakan di tingkat perawatan kesehatan primer, dan partisipasi masyarakat. WHO tetap berkomitmen untuk membuat Asia Tenggara bebas dari virus hepatitis pada tahun 2030.
“Saat kita memperingati Hari Hepatitis Sedunia, kita harus melihat ke depan dan bertindak bersama dengan masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk masa depan yang bebas dari hepatitis. Ini akan meletakkan dasar yang kuat untuk Kawasan dan dunia yang lebih sehat, adil dan lebih sejahtera,” paparnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz