DILI, 12 Juli 2022 (TATOLI) – Parlemen Nasional (PN), selasa ini menyetujui ‘votos de pesar’ (suara belasungkawa) yang tulus kepada keluarga dan semua masyarakat Jepang dan Angola atas wafatnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan mantan Presiden Republik Angola, José Eduardo dos Santos.
Parlemen Nasional menyetujui ‘Votos de pesar’ dengan suara mayoritas dan tidak ada suara menentang dan abstain.
“Suara belasungkawa atas wafatnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan mantan Presiden Republik Angola, José Eduardo dos Santos di setujui Parlemen. Ucapan belasungkawa diberikan atas wafatnya dua pemimpin negara yang juga telah berkontribusi dalam perjuangan pembebasan Negara Timor-Leste”, kata Ketua Parlemen Nasional, Aniceto Guterres didalam ruang sidang pleno, PN, Dili, selasa ini.
Berita terkait : Mantan PM Jepang wafat, Presiden Horta sampaikan belasungkawa
Ketua Parlemen Aniceto juga mengatakan, kedua mantan pemimpin tersebut terlibat aktif dalam sebuah kelompok yang menunjukkan solidaritas untuk perjuangan pembebasan Timor-Leste.
Dilain pihak, anggota Parlemen José Agostinho ‘Somotxo’, mengatakan, ucapkan belasungkawa diberikan kepada mantan PM Jepang. Karena, jepang juga memberikan rasa solidaritas yang diterima militer Timor-Leste selama perjuangan pembebasan TL.
Berita terkait : Shinzo Abe wafat, PM Taur : Hari yang sedih bagi negara Asia Pasifik
“Nino Konis Santana menerima, pada tahun 1996, sebuah surat yang menunjukkan solidaritas Jepang terhadap perjuangan di Timor-Leste”, ucapnya.
Sementara, anggota Parlemen David Dias ‘Mandati’ dari Fraksi FRETILIN, menyinggung wafatnya, José Eduardo dos Santos. Menurutnya, orang-orang Angola sangat mendukung Negara Timor di masa-masa sulit.
Berita terkait : Timor-Leste sampaikan belasungkawa atas wafatnya Mantan Presiden Angola
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe wafat pada jumat (08/07/2022), usai ditembak saat berpidato di kota Nara, bagian barat Jepang.
Sementara, Mantan Presiden Angola, José Eduardo dos Santos, meninggal dunia pada 8 juli 2022, di Angola usai mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Reporter : Domingos Piedade Freitas
Editor : Maria Auxiliadora (penerjemah : Armandina Moniz)