DILI, 02 juni 2022 (TATOLI)– Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) serta Kementerian Keuangan di Timor-Leste, meluncurkan hasil laporan pemantauan harga pasar dampak dari Covid-19, konflik global dan perubahan iklim yang berimbas pada harga bahan pokok di pasar.
“Informasi penting ini akan dapat menentukan kebutuhan prioritas, dan intervensi kami ke depan” kata Dageng Liu, Perwakilan WFP di Timor-Leste (TL) dalam acara peluncuruan laporan harga pasar regular di City 8, Manleuana, kamis ini.
Kajian pasar dilakukan di tiga kotamadya Baucau, Manufahi dan Bobonaro untuk memahami bagaimana pasar dapat membantu kebutuhan rumah tangga agar mencapai ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan esensial mereka serta menilai kelayakan, risiko dan dampak intervensi, untuk memahami bagaimana pasar lokal dapat diperkuat.
WFP bersama dengan Direktorat Umum Statistik di Kementerian Keuangan serta MAP melakukan pemantauan harga mingguan di seluruh pasar utama dari 12 kotamadya (Ainaro, Aileu, Bobonaro, Baucau, Dili, Ermera, Lautem, Liquica, Manatuto, Viqueque, Covalima dan Oecusse), untuk memantau dampak Covid-19, Konflik Global, dan Perubahan iklim pada harga pasaran.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Harga minyak terus berada pada level yang tinggi, namun pencabutan larangan ekspor memberikan sedikit kelegaan.
Harga beras lokal turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, karena produsen memasok pasar domestik. Harga beras impor melambat di bulan Mei 2022, mencerminkan tingginya stok di pasar domestic.
Produksi beras yang diperkirakan MAP meningkat 18 persen dibandingkan musim sebelumnya. Hal ini kemungkinan akan mempertahankan tekanan ke bawah pada harga dalam jangka pendek.
“WFP akan terus memberikan dukungan kepada Pemerintah Timor-Leste dalam tanggapan dampak global dan rencana pemulihannya,” jelas Dageng Liu.
Wakil Menteri Perdagangan dan Industri, Domingos Antunes Lopes berterima kasih kepada WFP dan MAP. Karena, berhasil membuat studi terhadap harga pasar yang akan mendukung Pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri untuk melakukan monitoring.
“Ini adalah instrumen yang sangat penting untuk mengontrol harga kebutuhan pangan dalam negeri,” ucapnya.
Begitupun dengan Menteri MAP, Pedro Reis menanggapi laporan tersebut sebagai informasi berharga karena membahas dampak dari Covid-19, peruahan iklim dan konflik Ukraina dan Rusia yang mengakibatkan harga pasar meningkat di berbagai sektor.
“Dengan penelitian ini bisa menjadi patokan agar setiap Kementerian terkait bisa mengorientasikan rencana lebih baik agar tidak ditemukan manipulasi harga,” ungkap Pedro Reis.
Dilain pihak, Perwakilan PBB di Timor-Leste, Roy Trivedy menjelaskan, dukungan untuk laporan ini adalah pendanaan dari PBB sendiri dalam program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
WFP adalah Penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2020. Organisasi kemanusiaan terbesar di dunia, menyelamatkan nyawa dari keadaan darurat dan menggunakan bantuan makanan untuk membangun jalan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran bagi orang-orang yang pulih dari konflik, bencana dan dampak perubahan iklim.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz