DILI, 31 mei 2022 (TATOLI)– Japan International Cooperation Agency (JICA) mempresentasikan hasil studi dari Analisis Banjir dan Perencanaan Sungai Comoro melalui seminar bersama yang dilakukan dengan Kementerian Pekerjaan Umum (MOP).
Presentasi tersebut dihadiri Abel Pires da Silva, Menteri Pekerjaan Umum, Nicolau Lino Freitas Belo, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Domingos Pinto, Ketua Otoritas Nasional untuk Air dan Sanitasi (ANAS, I.P); Benjamin Hopffer Martins, Dosen Senior Fakultas Teknik, Sains dan Teknologi, UNTL dan mitra pembangunan lainnya.
Seminar itu akan berfokus pada diskusi teknis dengan tujuan untuk berbagi hasil analisis tentang Analisis Banjir Sungai Comoro dan analisis Genangan air di wilayah metropolitan Dili.
Berdasarkan landasan ilmiah yang dihasilkan dari kajian situasi posko dan survei pendataan penanggulangan banjir yang dilakukan oleh tim ahli JICA yang dilaksanakan sejak agustus 2021. Masukan dan gagasan tersebut dipertukarkan selama seminar guna meningkatkan kemajuan studi sebelum pelaksanaan laporan final.
Berita terkait : TL Dilanda Banjir, 43 Sekolah Rusak Parah
Lebih lanjut, hasil studi tersebut akan menjadi pusat untuk menetapkan rencana pengurangan risiko bencana jangka menengah hingga panjang dan mengambil langkah-langkah struktural dan non-struktural untuk mengurangi risiko bencana.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Kantor JICA Timor-Leste, Goto Ko mengatakan pihaknya sedang mempromosikan konsep “Kota Aman, Tangguh dan Menarik” bersama dengan Pemerintah Timor-Leste. Sesuai dengan namanya, konsep ini akan menjadi pilar yang mendukung pembangunan ekonomi Timor-Leste dengan menciptakan kota yang atraktif bersama dengan kota yang tahan bencana.
“Orang tidak bisa hidup damai di kota yang sewaktu-waktu bisa banjir. Selain itu, investasi asing akan dibatasi,” ungkap Perwakilan JICA dalam siaran pers yang diakes Tatoli.
Konsep “Kota Aman, Tangguh, dan Menarik” memiliki enam pilar. Pertama, Penanggulangan banjir, kedua, Pembangunan infrastruktur kritis (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, rumah sakit, dll), ketiga, Sistem pengamatan curah hujan dan ketinggian air.
Keempat, Perencanaan kota (tidak tinggal di tempat dengan risiko bencana yang tinggi seperti sungai-sungai terdekat), kelima, Undang-undang dan peraturan yang mendukung pembangunan kota, dan keenam, pengembangan sumber daya manusia.
Konsep tersebut tidak dapat dicapai tanpa adanya kepemimpinan dari pemerintah Timor-Leste, namun JICA akan terlibat aktif bersama dengan mitra pembangunan.
Sementara itu, Menteri MOP, Abel Pires meminta mitra pembangunan untuk mendukung intervensi untuk pencegahan demi mengurangi resiko banjir seperti yang terjadi pada 04 april 2021 jangan terulang lagi.
“Hujan dengan kuantitas dan kecepatan tinggi akan merusak jalan, jembatan dan yang lainnya. Hingga saat ini kita lakukan analisis ada kerugian sekitar $30 juta. Saat ini intervensi sedang kita lakukan agar masyarakat bisa tinggal dengan aman,” ungkapnya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz