DILI, 17 mei 2022 (TATOLI)—Pemerintah mengakui infrastuktur menjadi tantangan utama untuk mengembangkan sektor pariwisata di Timor-Leste (TL) khususnya dalam meningkatkan diversifikasi ekonomi yang lebih baik.
Dalam laporan evaluasi menanggapi permintaan dan penawaran pariwisata dari Bank Dunia dan USAID menyebutkan potensi tujuan wisata yang mungkin dapat menarik lebih dari 200.000 wisatawan internasional dari semua negara di dunia untuk mengunjungi Timor-Leste setiap tahun.
Menteri Perekonomian dan Koordinator Bidang Perekonomian (MKAE), Joaquim Amaral mengatakan untuk mendapatkan sebagian pendapatan negara dari sektor pariwisata, pemerintah harus menyediakan infrastruktur dasar.
“Kami memahami karena beberapa tantangan terbesar yang dihadapi TL seperti Covid-19 dan situasi bencana menghambat pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas yang akan berkontribusi pada industrialisasi pariwisata,” ungkap Joaquim Amaral dalam acara Penerimaan Laporawan Pariwisata di TradeInvest, senin.
Menurutnya, diperlukan kerjasama antar kementerian terkait yang terdiri dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan dan Komunikasi, Kementerian Pertanian, dan instansi pemerintah terkait lainnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Perdagangan, dan Industri (MTKI), José Lucas Do Carmo mengakui TL masih kekurangan kerangka hukum untuk sektor pariwisata dan juga infrastuktur.
“Ini adalah salah satu tantangan besar untuk mengembangkan industrialisasi pariwisata di TL. Jadi, ke depan, ada niat investor internasional di sektor pariwisata diminta kerangka hukumnya, ini juga penting untuk dibahas” ungkap Menteri José.
Ia menggarisbawahi, salah satu kerangka hukum sangat penting untuk memungkinkan orang asing yang ingin melakukan kunjungan wisata.
Perwakilan Bank Dunia di Timor-Leste, Bernard Haborne mengatakan ada dua poin penting yang perlu diperhatikan terkait permintaan dan penawaran pariwisata.
Rekomendasi dalam laporan ini difokuskan pada infrastruktur dasar, konektivitas, konservasi, dan promosi ekosistem, terutama untuk tujuan wisata dan kerangka hukum untuk warisan dan industrialisasi pariwisata.
Dikatakan, TL harus menanggapi tuntutan pariwisata untuk kebutuhan internasional. Pemerintah juga dituntut untuk memberikan penawaran yang baik tentang tempat-tempat tujuan wisata yang potensial untuk pariwisata di seluruh dunia.
“Banyak orang di negara tetangga ingin mengunjungi kawasan wisata di akhir pekan. Mereka akan kembali ke Indonesia atau Australia untuk bekerja pada hari Senin. Apa yang harus dipastikan pemerintah adalah konektivitas,” katanya.
Perwakilan USAID di TL, Peter Semone mengatakan, destinasi wisata di TL sangat banyak. Kepulauan Atauro dan Jaco dan kekayaan lautnya paling menarik untuk pariwisata internasional. Keperawanan alam bawah laut dan rempah-rempah menjadi nomor satu di dunia.
Dikatakan, sebagian besar tempat yang dianggap sebagai tujuan wisata di beberapa kotamadya Bobonaro, Suai, dan juga Ramelau adalah gunung yang indah yang dilestarikan untuk menarik pariwisata domestik dan internasional.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz