DILI, 24 april 2022 (TATOLI)— Komisi Pemilihan Umum (CNE- Comição Nacionál dan Eleições) merampungkan proses rekapitulasi penghitungan suara nasional untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022 di Timor-Leste (TL). Hasil penghitungan disiapkan dalam penguaraian akta sebelum diajukan pada Pengadilan Banding (TR-Tribunál Rekúrsu ).
Ketua CNE, José Agostinho Belo mengatakan, setelah Sekretariat Teknik Administrasi Pemilihan (STAE) memberikan hasil penghitungan tingkat kotamadya, RAEOA dan diaspora, pada 22 april lalu, CNE langsung memulai penghitungan pada tingkat nasional dan memverifikasi setiap data khususnya untuk surat suara yang rusak.
“Hari ini telah mencapai 72 jam dan minggu ini kita telah menyelesaikan semua proses penghitungan dan besok kita akan melakukan penguraian akta selama 72 jam,” ungkap José Belo usia menutup secara resmi proses penghitungan suara di CNE, Colmera Dili.
Ia menambahkan, setelah ini CNE juga menyediakan waktu selama 24 jam agar bagi perwakilan kandidat yang merasa ingin melakukan pengajuan atau laporan bisa segera dilakukan dan akan dijawab CNE.
Dikatakan, jika dalam waktu yang ditentukan tidak ada laporan maka CNE akan mengirimkan hasil penghitungan pada TR untuk menganalisis semua hasilnya dan akan mengumumkan secara resmi hasil Pilpres 2022.
Ketua CNE juga menginformasikan, selama proses penghitungan tersebut telah diididentifikasi lebih dari 1.200 suara yang valid dari 5.048 yang rusak. Dimana secara otomatis akan menambahkan jumlah suara kedua kandidat.
Dari penghitungan tersebut, Calon Presiden (Capres) nomor urut satu (1), José Ramos Horta yang sebelumnya memiliki 397,145 suara bertambah menjadi 398,082. Begitu pun, Capres nomoro urut dua (2), Francisco Guterres Lú Olo yang memiliki 242,440 suara bertamba menjadi 242,939 suara.
“Kita lihat, dari lebih dari 5.000 suara yang rusak ini setelah di verifikasi ada lebih dari 1.200 suara yang valid. Berarti Capres nomor satu memiliki tambahan lebih dari 800 suara dan Capres nomor dua memiliki penambahan suara lebih dari 400,” ungkapnya.
José Belo mengakui suara-suara ini sangat bernilai dan butuh dikembangkan lagi di masa depan agar para pemilih memiliki tanggung jawab dan bisa memilih dengan aman serta mengikuti semua prosedur agar bisa mengurangi suara yang rusak.
Meskipun begitu, situasi ini dinilai lebih baik karena pada Pilpres putaran pertama memiliki 12.000 yang rusak dan untuk Pilpres putaran kedua hanya ditemukan 5.058 suara yang rusak. Ini menunjukan bahwa proses pemilihan berjalan dengan baik.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz