iklan

EKONOMI, POLITIK, INTERNASIONAL, SOSIAL INKLUSIF

Diving, Trekking dan Situs Sejarah, jadi alasan utama wisatawan asing kunjungi TL

Diving, Trekking dan Situs Sejarah, jadi alasan utama wisatawan asing kunjungi TL

Salah satu tempat wisata Timor-Leste. Foto google

DILI, 12 maret 2021 (TATOLI)—  Diving, Trekking dan Situs Sejarah menjadi alasan utama wisatawan asing mengunjungi Timor-Leste (TL). Untuk itu, Pemerintah bersama dengan mitra berdiskusi melalui workshop tentang ‘Evaluasi Permintaan Pariwisata Penting untuk Pengembangan Pariwisata TL’.

Menurut surat siaran pers dari Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang diakses Tatoli, menyebutkan  pada 10 maret 2022, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi (MKAE) mengelar workshop dengan mitra pembangunan Wold Bank dan proyek USAID Turizmu Ba Ema Hotu (TBEH) menyampaikan evaluasi permintaan pariwisata dari prespektif wisatawan domestik dan luar negeri, termasuk potensi produk turistik yang ada di TL.

Evaluasi tersebut akan dibagikan pada kementerian terkait untuk menjadi data utama  agar mengerti tentang target pasar turistik TL, khususnya dalam tawaran perkembangan yang dipilih harus berdestinasi turistik dan berpotensi. Perkembangan potensi harus sesuai dengan permintaan pariwisata.

Hasil dari evaluasi ini menyoroti bahwa mayoritas turis luar negeri ingin mengunjungi  TL dengan tiga alasan utama yaitu,  Diving (Menyelam) untuk melihat berbagai keanekaragaman hayati di bawah laut, Trekking (Mendaki) di berbagai gunung untuk melihat destinasi alam TL yang unik dan indah dan Situs sejarah dan wisata religi menjadi salah satu alasan kunjungan wisatawan di TL.

“Kita semua tahu bahwa sektor pariwisata sangat relevan untuk ekonomi TL dan menjadi sektor strategis, karena MKAE sebagai penangungjawab untuk bidang ekonomi menilai bahwa permintaan pariwisata menjadi dasar penting untuk sektor pariwisata agar kita bisa mengetahui pasar domestik dan internasional,” ucap Menteri MKAE, Joaquim Amaral.

Politik Nasional Pariwisata 2030 dengan judul “Promove Identidade Nasional” (Promosikan Identitas Nasional) yang disetujui oleh Dewan Menteri pada 2017 menekankan bahwa sebelum 2030 sektor pariwisata akan berkontribusi pada pendapatan turisitik internasional berjumlah $150 juta setiap tahun dan akan membuka lapangan kerja untuk 15,000 orang.

Berdasarkan estimasi, kunjungan internasional di TL setiap tahun akan mencapai 200,000 pada 2030 dibandingkan dengan 2014 dimana angka kunjungan internasional hanya 55,000 kunjungan.

Dalam laporan analisis ini menurut prespektif wisatawan juga menyebutkan, TL butuh implementasi yang baik untuk rencana Politik Nasional Pariwisata dan diharapkan dengan upaya dari MAKE yang berkoordinasi dengan dukungan rencana dari Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri (MTKI) bisa mencapai Politik Nasional Pariwisata 2030 melalui Komisi Antar Kementerian untuk Pengembangan Pariwisata (Komisaun Inter-ministérial Bá Dezenvolvimentu Turizmu – KIDT).

Laporan analisis permintaan menurut wisatawan yang dilakukan  World Bank menurut usulan dari pemerintah melalui MKAE pada 2018 telah selesai pada Agustus 2021.

“Negara TL masih sangat lemah dalam program diversifikasi dan pemasaran produk pariwisata. Sangat diperlukan pemerintah Timor-Leste untuk mengintegrasikan beberapa point yang dituntut dalam evalusasi,” kata Perwakilan Wolrd Bank, Bernard Harbone.

Wolrd Bank meminta pemerintah  untuk mengembangkan situs pariwisata atas penilaian yang telah dilakukan dan mengidentifikasi beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti mengembangkan platform diversifikasi produk pariwisata yang terintegrasi untuk mendorong perekonomian Timor-Leste.

Ia juga meminta pemerintah harus terintegrasi dengan pelayanan pada platform sektor pariwisata. Hal ini mengharapkan pertumbuhan pendapatan negara. Point-point penting tersebut harus dipenuhi oleh pemerintah untuk memastikan pengembangan pariwisata yang lebih baik.

Ketua Proyek Tourism For All USAID, Peter Semeone mengatakan sektor pariwisata merupakan tuntutan tanggung jawab bersama dari semua orang dan pemerintah bertanggung jawab penuh untuk menyediakan infrastruktur negara dan sektor lokal agar dapat mengelola situs pariwisata atas dukungan mitra pembangunan.

“Untuk memastikan sektor pariwisata berkembang dengan baik diperlukan lebih banyak partisipasi dari sektor lokal, mitra pembangunan dan pemerintah,” ungkapnya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor   : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!