iklan

INTERNASIONAL, KEAMANAN, PENDIDIKAN

g7+ dan UNPAZ resmikan kerjasama dalam penelitian akademik

g7+ dan UNPAZ resmikan kerjasama dalam penelitian akademik

Sekretaris Jenderal g7+, Helder da Costa, menandatangani nota kesepahaman dengan Rektor UNPAZ, Adolmando Soares Amaral, di kantor g7+, Dili. Foto Media g7+

DILI, 09 maret 2022 (TATOLI) – Organisasi Antar Pemerintah Negara-Negara yang Terkena Dampak Konflik yang dikenal g7+ dan UNPAZ (Universidade da Paz) meresmikan kerjasama untuk memfasilitasi kolaborasi dalam penelitian tentang perdamaian dan rekonsiliasi dunia.

Kerjasama antara keduanya juga akan  memfasilitasi akses mahasiswa untuk magang profesional di kantor g7+ dan berkolaborasi menyelenggarakan acara dan seminar bersama tentang perdamaian dan hubungan internasional.

“Kerjasama ini bertujuan meningkatkan visibilitas kita dan memberikan ruang bagi akademisi untuk memperoleh pengetahuan melalui penelitian dan  mempelajari lebih lanjut tentang tantangan dan peluang yang terjadi secara global melalui penyelenggaraan g7+”, kata Sekretaris Jenderal g7+, Helder da Costa, di disela-sela penandatanganan nota kesepahaman di kantor g7+, Dili, selasa ini.

Dia menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan kerjasama yang dengan Universitas Nasional Timor Lorosaé (UNTL) dan Universitas Dili (UNDIL).

Sementara itu, Rektor UNPAZ, Adolmando Soares Amaral,  menegaskan nota kesepahaman ini  hanya formalitas. Karena g7+ dan UNPAZ sudah melakukan kerjasama informal sejak lama.

“Kerja sama ini akan mulai berlaku hari ini karena kedua institusi telah mengadakan seminar bersama dan program magang juga akan segera dimulai,” katanya.

Ia mengatakan, universitas ingin memasukkan disiplin yang terkait dengan perdamaian dalam kurikulum pendidikan tinggi. Itu dilakukan agar  setiap semester perwakilan organisasi dapat berbagi pengetahuan dengan mahasiswa tentang kebijakan g7+ dalam skenario internasional.

g7+ dengan moto ‘Selamat Tinggal Konflik, Selamat Datang Pembangunan’ didirikan pada 2010. g7+ adalah organisasi sukarela antar pemerintah yang menyatukan negara-negara yang sedang menghadapi konflik aktif atau baru-baru ini mengalami konflik dan kerapuhan. g7+ memiliki 20 negara anggota dari Asia, Pasifik, Afrika dan Karibia dengan populasi gabungan 260 juta.

Saat ini, g7+ sedang membangun platform yang kuat dan dihormati, bekerja sama dengan mitra pembangunan internasional, sektor swasta, masyarakat sipil, media, dan orang-orang di seluruh negara, perbatasan, dan wilayah untuk mereformasi keterlibatan internasional dalam pembangunan di negara-negara anggota.

g7+ pertama kali digagas pada Forum Tingkat Tinggi ke-III tentang Efektivitas Bantuan di Accra, Ghana, pada 2008 di mana pertemuan sampingan mengumpulkan perwakilan negara-negara dalam situasi rapuh untuk membahas bagaimana kerjasama pembangunan di negara-negara tersebut.

Kelompok ini selanjutnya diformalkan pada pertemuan Dialog Internasional untuk Pembangunan Perdamaian dan Pembangunan Negara (IDPS) pertama, yang diadakan di Dili, Timor-Leste pada April 2010.

Pertemuan IDPS yang lebih luas menghasilkan Deklarasi Dili yang mengakui kelompok tersebut dan mengadopsi sejumlah rekomendasinya. Kelompok ini telah berkembang untuk mewakili dua puluh negara anggota yaitu Afghanistan, Burundi, Republik Afrika Tengah, Chad, Komoro, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Guinea-Bissau, Haiti, Liberia, Papua Nugini , São Tomé dan Príncipe, Sierra Leone, Somalia, Kepulauan Solomon, Sudan Selatan, Timor-Leste, Togo dan Yaman.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!