DILI, 11 januari 2022 (TATOLI)—Badan Pembangunan PBB (UNDP) bersama Pemerintah Timor-Leste (TL) melalui Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil (SEPS) dan Sekretariat Negara urusan Lingkungan Hidup (SEA) mengembangkan modul pemetaan bahaya iklim yang komprehensif untuk TL.
Perwakilan UNDP di TL, Munkhtuya Altangerel mengatakan pihaknya bermitra dengan TL dalam mengembangkan modul pemetaan multi-bahaya yang dinamis untuk daerah-daerah berisiko di seluruh wilayah TL.
Dikatakan, modul pemetaan multi bahaya ini bertujuan memperbarui setiap tahun berdasarkan data geologi. Modul ini juga menyediakan data informasi iklim yang tersedia di seluruh dunia. Ini sangat membantu untuk lebih banyak akses di TL.
“Data multi hazard akan berkelanjutan karena dapat dipertahankan selama bertahun-tahun mendatang. Modul iklim lebih penting di TL untuk mengidentifikasi daerah-daerah berisiko akibat bahaya iklim,” kata Munkhtuya Altangerel kepada wartawan di Suai Room Timor Plaza, senin ini.
Dijelaskan, TL merupakan suatu negara yang banyak mengalami bencana iklim terdiri dari gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kekeringan. Laporan akhir data akan tersedia pada akhir Desember 2022. Data tersebut akan diperkenalkan 130 unit infrastruktur tahan iklim di enam kotamadya seperti Aileu, Baucau, Ermera, Liquica, Lautem, Viqueque.
Sementara itu, Sekretaris Negara urusan Perlindungan Sipil, Joaquim Gusmão menjelaskan, hasil dari data ini nantinya tidak hanya untuk kepentingan dari sebuah modul saja tapi akan digunakan untuk kebutuhan infrastuktur dan lingkungan demi menjaga iklim.
“Data ini nantinya akan digunakan juga untuk kebutuhan lainnya seperti pembangunan jalan dan membangun perkantoran atau infrstuktur lainnya,” katanya.
Dilain pihak, Sekretaris Negara urusan Lingkungan, Demetrio de Amaral mengungkapkan sebelumnya melalui Green Climate Fund TL mendapatkan $22.4 juta untuk melawan perubahan iklim selama enam tahun. Sebagian dana digunakan untuk mengembangkan pemetaan bahaya iklim yang komprehensif.
“Setiap bencana alam yang terjadi karena perubahan iklim, untuk itu UNDP membuat assessment dengan perusahaan konsultan Antea Group untuk membantu TL dalam pemetaan. Kedepannya, diharapkan TL bisa memiliki peta sendiri untuk resiko bencana,” ungkap Demetrio.
Dalam proyek ini UNDP mengalokasikan dana sebesar $1 juta dan telah merekrut konsultan dari Joint Venture antara Antea Group, EBD Global dan HIVOS untuk menjalankan proyek ini selama satu tahun.
Data akan dikumpulkan dari sumber internasional dan nasional dan disimpan dalam katalog data hidup dan perpustakaan dokumen yang akan diperbarui pada tahap selanjutnya. Katalog ini tidak hanya menjamin keberlanjutan proyek tetapi juga membentuk tulang punggung yang kuat untuk proyek-proyek masa depan.
Tinjauan selanjutnya akan memberikan dasar yang kuat untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan data yang mendasar dalam pengembangan dan penyempurnaan metodologi terperinci untuk penilaian dan model risiko.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz