DILI, 29 november 2021 (TATOLI) – Sebanyak 140 lebih perokok menerima konsultasi anti tembakau untuk berhenti merokok di Unit Rehabilitasi Perokok, di Pusat Kesehatan Bairro Formosa, Dili.
“Setelah lakukan peluncuran Unit Rehabilitasi ini, kami menerima total 144 perokok melakukan pengobatan untuk berhenti merokok. Dari total tersebut diantaranya sebagian besar melakukan pengobatan, ada yang melanjutkan konsultasi pencegahan dan beberapa orang melakukan konseling,” kata Perawat di Pusat Rehabilitasi Perokok, Joanico Ramos kepada Tatoli, di Bairro Formosa Dili, senin ini.
Menurutnya, setelah beberapa pasien menerima saran dari dokter dan pengobatan anti-merokok, ada beberapa perubahan pada pasien tersebut.
Berita terkait : Kemenkes luncurkan Pusat Berhenti Merokok
“Setiap pasien perokok mendapatkan pengobatan dua minggu sekali, selama tiga bulan. Namun, kami terus memantau status kesehatan mereka. Ketika ada perubahan, maka pemberian obat dihentikan,” katanya.
Dikatakan, pusat tersebut memiliki dua jenis obat anti-tembakau yaitu jarum Nicotex dan perekat Nicotex.
“Kami memiliki dua jenis obat dengan dosis yang berbeda. Kepada seorang perokok lebih dari tiga bungkus dalam sehari atau perokok yang merokok setiap lima menit, akan diberikan empat gram jarum Nicotex,” ujarnya.
Sementara itu, katanya, bagi perokok yang merokok satu bungkus perhari akan diberikan 21 miligram perekat Nicotex dan mereka yang merokok sepuluh batang sehari menerima 14 miligram perekat Nicotex.
Dijelaskan, tim rehabilitasi mulai berkoordinasi dengan Direktorat Pelayanan Kesehatan Ermera untuk membuat pusat rehabilitasi lain di kota tersebut, dan beberapa kotamadya akan menyusul,” jelasnya.
Perlu diketahui, pada oktober lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meresmikan unit Rehabilitasi Perokok di Pusat Kesehatan Bairro Formosa, Dili, dengan jalur bantuan langsung dan gratis dengan nomor 11113.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo, mengingatkan bahwa Pemerintah membuat undang-undang tersebut, untuk mengurangi perokok di negara ini yang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan.
“Pemerintah sebelumnya telah berinvestasi dalam iklan pencegahan tembakau melalui gambar pada bungkus rokok. Saat merokok, Anda dapat tertular penyakit yang serupa dengan yang ditunjukkan pada gambar. Iklan jenis ini baru pertama kali diterapkan di negara kita,” jelas Menteri Odete.
Odete Belo juga menyoroti bagi masyarakat pentingnya menciptakan ruang ini dan gambar iklan untuk mengurangi merokok di negara ini.
“Pembuatan pusat ini bertujuan untuk memudahkan pengobatan bagi perokok yang ingin berhenti merokok. Ada beberapa alternatif untuk pencegahan merokok. Namun, kami kesulitan menaikkan tarif yang diterapkan pada harga tembakau,” papar Odete.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz