DILI, 24 november 2021 (TATOLI)—Pemerintah Timor-Leste (TL) melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) merencanakan pada tahun 2022 akan membeli 10.000 bibit kelapa dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Direktur Agro-Commerce dan Sektor Swasta MAP, Fernando Egidio Amaral mengklarifikasi pada Tatoli, rencana awal kementerian untuk merevitalisasi industri kelapa di TL, dengan mendatangkan varietas kelapa terbaik dari luar di tahun 2021.
Salah satunya dari Sulawesi (Indonesia) yang sudah dihubungi secara informal melalui ICC (International Coconut Community) karena TL sudah menjadi anggota, akan tetapi rencana pembelian tersebut diundur ke tahun 2022 karena masalah transportasi yang terkendala pandemi Covid-19.
“Itu rencana kita, tetapi karena situasi pandemi Covid-19 ini, kita menunda pembelian dari luar sampai tahun depan. Untuk Indonesia kita sudah hubungi secara informal dan kita juga akan menghubungi Thailand dan Malaysia. Sekarang kita berfokus pada 10.000 bibit kelapa,” kata Direktur Fernando pada Tatoli, selasa.
Dikatakan, proses pembelian ini akan dilakukan dengan menyeleksi langsung di kebun kelapa untuk menjamin keasliannya. Berfokus pada kelapa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, berbuah banyak, memiliki air kelapa berkualitas dan bisa memproduksi minyak kelapa lebih banyak.
Ia menambahkan, jumlah bibit kelapa yang akan dibeli telah diseleksi dari semua kotamadya di TL melalui SOP (Standard Operational Procedure) dimana setiap kelapa harus 25 tahun ke atas, banyak berbuah, tahan pada hama dan yang lainnya.
“Kelapa harus dipetik langsung untuk mengidentifikasi varietas kelapa itu sendiri, dan di TL kita ingin beli bibit kelapa yang tinggi, genjah, hibrida dan pendek. Kita juga ingin mendatangkan dari Thailand seperti kelapa pandan,” ungkapnya.
Menurut dia, meskipun rencana ini sudah ditetapkan, akan tetapi ada beberapa kendala dengan aturan dari setiap negara dimana terkadang varietas yang bagus ada undang-undang yang melarang tidak menjual bibit kelapa tersebut kepada negara lain, seperti di Thailand sendiri Kelapa Pandan.
Fernando menegaskan bahwa jika ingin mempercepat perkembangan kelapa di TL maka harus mendatangkan varietas kelapa dari luar yang sudah diakreditasi. Dari rencana ini MAP akan berfokus produksi dengan dua cara, yaitu untuk menanam melalui aklimatisasi dan memproduksi varietas sendiri dengan melakukan persilangan atau breeding.
Jumlah atau volume kelapa yang disiapkan akan didistribusikan untuk ditanam pada lima tempat di daerah selatan TL dengan pemantauan dari kaum muda dari Sekolah Pendidikan Pertanian dan kepada masyarakat yang ingin menamam.
“Jika nantinya banyak orang yang berminat untuk menanam maka jumlah pembelian akan kita naikkan, tergantung dari persiapan tanah kita dan minat dari masyarakat. Pemerintah sudah menyiapkan lahan di Viqueque dan ada lima tempat yang kita pilih di daerah selatan,” tutupnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz