DILI, 11 November, 2021 (TATOLI)– Otoritas Ketenagalistrikan Nasional (ANE), kamis ini mulai memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) tentang sistem Energi Terbarukan (sumber energi yang berasal dari sumber daya alam) Berkelanjutan melalui seminar untuk mengumpulkan lebih banyak saran dari entitas terkait.
Entitas terkait yang hadir dalam seminar terdiri dari, ANE sendiri, EDTL (Pusat Listrik Nasional), MOP (Kementerian Pekerjaan Umum), SERVE.I.P, ANPM (Otoritas Nasional Perminyakan), CCI-TL, Trade Invest dan lainnya.
Ketua ANE, Ruben Jerónimo Freitas menjelaskan pertemuan dengan para entitas ini bertujuan berbagi informasi mengenai potensi energi surya di Timor-Leste (TL), khusunya untuk mengusulkan, memantau dan memastikan pelaksanaan kebijakan sektor energi nasional.
“Rencana pengembangan strategi nasional menyebutkan potensi energi di tingkat nasional adalah 22 megawatt, RUU ini untuk memastikan minat investor untuk berinvestasi untuk energi listrik di TL untuk memastikan pasokan listrik yang akan didistribusikan ke seluruh negeri,” jelas Ketua ANE, Ruben di Hotel Timor, Dili, kamis.
Ia menambahkan, RUU tersebut untuk memastikan efektivitas kelembagaan Ketenagalistrikan berjalan dengan baik sesuai regulasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40/2020 untuk menyediakan investasi energi untuk mengumpulkan pendapatan negara.
Rancangan undang-undang tersebut telah didistribusikan ke instansi terkait untuk mendapat masukan dan apresiasi untuk perbaikan yang lebih baik. Dimana ini akan menarik investor asing untuk berinvestasi untuk energi surya terbarukan.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (MOP), Salvador Eugénio Soares dos Reis Pires menjelaskan pertemuan ini akan membahas studi potensi pada energi terbarukan dan juga membahas RUU untuk investasi energi terbarukan yang telah disediakan ANE.
“Ini masih dalam proses konsultasi agar memberikan informasi tentang potensi apa yang disediakan pemerintah. Keberadaan ANE adalah untuk menginspeksi kegiatan investasi pemerintah melalui EDTL dan juga investasi dari sektor swasta,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, dalam studi yang dilakukan Rencana Pembangunan Nasional (PEDN) TL hanya memiliki potensi energi 22 megawatt dan setelah dilakukan studi lebih lanjut, ditemukan bahwa TL memiliki potensi sekitar 5.000 megawatt.
Menurutnya, pemerintah TL telah berinvestasi untuk listrik dengan jumlah lebih dari $1 miliar untuk infrastruktur, produksi, transmisi dan distribusi. Pada tahun 2021, pemerintah berencana untuk meminjam $5 juta dari Asian Development Bank (ADB) untuk menginstal sistem digitalisasi untuk mendukung operasional teknis yang efektif.
ANE mempunyai tanggung jawab untuk mengatur, mengevaluasi dan mengadakan penelitian untuk semua sektor ketenagalistrikan yang terdiri dari transportasi, distribusi, dan niaga serta pemanfaatan energi.
ANE merupakan kewenangan regulator untuk mengelola instalasi tenaga listrik atau tenaga listrik dan penyediaan tenaga listrik untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz