DILI, 27 oktotober 2021 (TATOLI)– Kemitraan untuk Agroforestri Berkelanjutan (PSAF-Partnership for Sustainable Agroforestry) dan GIZ memfasilitasi sepuluh penebang kayu untuk proyek “Ai ba Futuru”. Ini merupakan pelatihan penggilingan gergaji pertama yang aman dan efisien.
Berdasarkan siaran pers yang diakses Tatoli, menjelaskan proyek “Ai ba Futuru” Partnership for Sustainable Agroforestry (PSAF), dibiayai bersama Uni Eropa dan Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan melalui GIZ dan dilaksanakan dalam kemitraan dengan Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP).
Pelatihan gergaji mesin pertama ‘Ai ba Futuru’ dengan sepuluh penebang kayu dari Lautem sedang berlangsung selama sepuluh hari. Para penebang kayu mempelajari penebangan pohon dan penggilingan gergaji yang aman dan efisien.
Selama pelatihan, para penebang kayu tidak hanya meningkatkan keterampilan mereka tentang cara menebang pohon dengan aman dan efisien, tetapi juga cara menggunakan gergaji mesin dengan batang pemandu.
Pabrik gergaji mesin adalah peralatan baru untuk Timor-Leste (TL) yang akan membantu menebang kayu lokal untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan kualitas papan.
Setelah berhasil menyelesaikan pelatihan, para penebang akan memiliki kesempatan untuk menyewa peralatan penggilingan gergaji dari “Ai ba Futuru” dan langsung bekerja dengan mereka di lapangan.
Setiap pelatihan akan diakhiri dengan upacara wisuda dimana para peserta diberikan sertifikat kelulusan pelatihan serta ijin penggunaan peralatan chainsaw milling (penggilingan gergaji) di lapangan.
Sementara itu, Perwakilan Delegasi Uni Eropa, Dulce Gusmão mengatakan UE dengan bangga mendukung inisiatif pelatihan ini yang membantu operator gergaji untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang cara mengoperasikan mesin gergaji dengan lebih baik.
Dilain pihak, Koordinator GIZ, Rainer Schellhaas dengan pelatihan ini para penebang kayu dapat mengubah pohon yang ditebang secara lokal menjadi papan dengan kualitas yang lebih banyak dan lebih tinggi dibandingkan dengan penggilingan tanpa tangan.
Menurutnya, berkat peningkatan efisiensi ini, lebih sedikit pohon yang perlu ditebang untuk membuat barang-barang seperti furnitur, sementara kayu lokal akan menjadi lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan impor.
Selama beberapa bulan ke depan, “Ai ba Futuru” akan melatih 80 operator gergaji mesin dari Manatuto, Baucau, Viqueque dan Lautem. Pelatihan ini akan berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan pendapatan para penebang kayu sekaligus memperkuat sektor produksi kayu lokal.
Proyek “Ai ba Futuru” dilaksanakan di empat kotamadya yaitu, Baucau, Lautem, Manatuto dan Viqueque dengan target 4.000 kepala keluarga terpinggirkan di 40 desa terpilih.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz