DILI, 25 oktober 2021 (TATOLI) – Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MEJD), saat ini sedang membahas rencana pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja untuk diajarkan di setiap sekolah.
“Saat ini tim teknis saya sedang dalam proses pembahasan pengembangan kurikulum kesehatan reproduksi remaja yang berbasis sekolah. Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan mata pelajaran yang penting dan perlu kita ajarkan di sekolah karena bermanfaat untuk kesehatan masyarakat,” kata Menteri MEJD, Armindo Maia pada wartawan di Kantor MEJD, Villa Verde, Dili, senin ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting agar memastikan para remaja perempuan dan laki-laki, untuk mendapatkan informasi yang lebih tentang kesehatan reproduksi.
Dikatakan, di seluruh dunia, banyak sekolah yang menyediakan kursus pendidikan reproduksi yang sesuai dengan perkembangan dan usia, akurat secara medis, berbasis bukti, dan lengkap. Pendidikan reproduksi komprehensif yang ditawarkan di kelas enam sampai 12 harus mencakup instruksi tentang pantang dan kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan dan penyakit.
Selama beberapa dekade terakhir, semakin banyak pengakuan dan bukti bahwa pengajaran tentang aspek kognitif, emosional, sosial, dan fisik dapat berdampak positif pada kesehatan reproduksi anak-anak dan remaja.
Menurut UNESCO, pendidikan reproduksi yang efektif harus mengadopsi pendekatan yang komprehensif. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi telah diidentifikasi sebagai prioritas utama bagi Sekretaris Jenderal dalam pengembangan Rencana Aksi di Seluruh Sistem tentang Pemuda.
Menurut Sensus tahun 2015 Penduduk dan keluarga di TL memiliki pengetahuan informasi yang sangat sedikit diantaranya 8,4%wanita yang berusia 15-49 tahun, mengetahui tentang masa suburnya dan 3.8% wanita berusia 15 -19 menyadari kapan masa siklus mereka kemungkinan akan hamil.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz