DILI, 21 oktober 2021 (TATOLI)— Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) FONGTIL melaporkan tim Expo Dubai 2020 pada Komisi Anti Korupsi (KAK) karena penggunaan anggaran selama Expo Dubai dinilai merugikan negara.
Direktur FONGTIL, Daniel dos Santos mengatakan, undang – undang TL memberi jalan bagi warganya untuk melaporkan kegiatan yang dinilai merugikan negara.
“Kami melaporkan pada KAK untuk melakukan investigasi tujuh anggota pemerintah dan delegasi 120 orang yang berpartisipasi dalam Expo Dubai 2020. Alasannya, berdasarkan data yang kami peroleh bahwa delegasi yang berpartisipasi di Expo Dubai merugikan negara,” kata Daniel kepada wartawan di Kantor KAK, Farol, kamis ini.
Ia menambahkan, setelah menerima laporan tersebut, KAK berjanji akan mengkaji kembali data dan informasi yang diterima dan akan melakukan keputusan menurut prosedur yang ada di KAK.
Daniel menceritakan, sebelumnya FONGTIL sendiri tidak menyetujui keputusan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dalam Expo Dubai 2020 karena dinilai masih ada banyak masalah yang harus diprioritaskan.
“Selama dalam proses persiapan sendiri mereka sudah mempresentasikan rencana kegiatan di Expo Dubai pada FONGTIL, namun kami menolak untuk mengikuti Expo tersebut,” jelasnya.
Ia pun meminta agar tim Expo Dubai untuk segera melakukan laporan kegiatan selama tujuh hari agar publik mengetahui kegiatan apa saja yang sudah dilakukan.
Sementara itu, Komisaris KAK, Sergio Hornay menjelaskan pihaknya sebagai badan polisi kriminal di TL memiliki tanggung jawab penuh untuk menerima setiap laporan dari siapapun, namun untuk memberikan keputusan harus melalui proses dan undang-undang yang berlaku.
“Jika ada laporan, kami ada tanggung jawab untuk mendaftarkan, namun untuk proses harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tapi semua ini bergantung kepada proses, semua yang dilakukan harus ada alasannya sendiri,” jelas Sergio.
Menurut data laporan tim Expo Dubai 2020, anggaran yang digunakan selama berjalannya Expo berjumlah $1 juta yang terdiri dari perjalanan lokal senilai $9,700, perjalanan luar negeri $167,250.00, dan seminar $18,700.00.
Sementara itu, kebutuhan operasional $15,000, kebutuhan lainnya $121,930.00, asisten teknik $414,908.00, layanan lainnya $187,412.00 dan biaya untuk modal besar $22,500.00.
Sementara itu, menanggapi laporan dari FONGTIL, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi (MKAE), Joaquim Amaral menegaskan pemerintah siap bekerjasama dengan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan institusi negara lainnya untuk menjelaskan kegiatan Expo Dubai 2020.
“Pemerintah sudah siap untuk segala situasi. Delegasi ini secara resmi berpartisipasi pada event besar di Expo Dubai. Kami sudah siap untuk bekerja sama dengan organisasi masyarakat,” kata Menteri Joaquim kepada wartawan beberapa saat setelah tim Expo Dubai tiba di Bandara Nicolau Lobato,Komoro, Dili, kamis ini.
Ia menjelaskan, persiapan anggaran Expo Dubai sendiri sudah dilakukan semenjak pemerintahan keenam dan tim yang sekarang aktif hanya menjalankan rencana yang sudah ditetapkan.
“Saya rasa jika kita tidak merencanakan itu akan merugikan, namun Otoritas Expo Dubai sudah ada sejak pemerintahan yang dulu dan sekarang hanya melanjutkan program yang sudah ada. Penyelenggara tidak melakukan sesuatu yang keluar dari proses yang sudah yang direncanakan,” ungkapnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz