DILI, 13 oktober 2021 (TATOLI)– Perwakilan Komunitas Hindu di Timor-Leste (TL), Iputu Ari Sanjaya meminta pemerintah untuk menjadikan enam pura yang tersebar di TL sebagai cagar budaya yang bisa menjadi destinasi turis .
Iputu Ari Sanjaya mengungkapkan hal tersebut setelah berpartisiapasi dalam peluncuran Asosiasi Pariwisata Keagamaan Timor-Leste (ATRTL-Asosiasaun Turismu Relijiosu Timor-Leste) di aula Gedung Katedral, Dili.
“Kami berharap peranan dari asosiasi ini beserta pemerintah bisa melindugi Pura kami yang berada di Kotamdya lain. Misalnya pemerintah melalui Kementerian Pariwisata untuk menjadikan Pura seperti cagar budaya yang dilindungi dan menjadi situs sejarah serta destinasi turis,” kata Iputu pada TATOLI, rabu, di Aula São José Catedral Vila-Verde.
Ia menjelaskan, ada banyak Pura Hindu Bali yang tersebar di kotamadya lain seperti Ermera, Maliana (Bobonaro), Suai (Covalima), Same (Manufahi), Ainaro dan Viqueque. Tetapi, karena keterbatasan umat Hindu maka semua aktivitas religi umat hindu hanya dipusatkan pada pura Girinatha Taibessi Dili.
“Dengan datangnya wisatawan dari luar negeri untuk mengujungi situs Pura, bisa meningkatkan perekonomia dari sektor pariwisata. Karena, komunitas umat hindu di TL tidak hanya dari Bali (Indonesia) namun ada juga dari India, Palestina, Nepal, Bangladesh dan Kuala Lumpur (Malaysia),” jelasnya.
Meskipun begitu, umat Hindu sangat mengapresiasi pemerintah TL karena telah membantu melakukan rehabilitasi tempat ibadah atau tempat sembayang Pura Giri Natha di Taibessi Dili.
Ia menegaskan, usai rehabilitasi Pura Giri Natha menjadi salah satu Pura terbesar ketiga di Dunia untuk Hindu Bali. Artinya Pura di Luar Bali Indonesia terbesar pertama di Belgia, kedua di Berlin dan ketiga ada di TL.
Menurut laman Wikipedia, Pura Girinatha adalah pura Hindu Bali terbesar di TL yang terletak di desa Taibesi Kotamadya Dili. TL sendiri awalnya tidak memiliki populasi Hindu tradisional.
Pura tersebut dibangun pada masa pendudukan Indonesia dan diperuntukkan bagi para imigran Hindu saat itu, terutama berasal dari Bali. Peresmiannya Pura tersebut dilakukan pada 27 Juni 1987 oleh Mendiam Gubernur Mário Viegas Carrascalão.
Menurut data sensus pada tahun 2015, hanya 272 warga TL yang menganut agama Hindu.
Pada Tahun 2019 pemerintah TL telah mengalokasikan dana sebesar $1,2 juta dengan bantuan dari IKAYANA TL atau (Ikatan Alumni Universitas Udayana Timor-Leste) sebesar $700.000,00 untuk menjadikan Pura Giri Natha sebagai situs sejarah yang harus dilindungi.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz