DILI, 19 sepetember 2021 (TATOLI)– Perusahaan telekomunikasi asal Indonesia, Telkomcel dan Telemor asal Vietnam, yang telah mendapatkan Lisensi Spektrum Frekuensi Radio dari pemerintah Timor Leste (TL), berkomitmen untuk memperbaiki serta meningkatkan konektivitas jaringan.
Perwakilan kedua operator telekomunikasi, CEO Telkomcel, Yogi Rizkian Bahar dan CEO Telemor, Tran Van Bang, menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Tranportasi dan Komunikasi melalui regulator ANC (Otoritas Nasional Komunikasi) atas kepercayaannya memberi lisensi spectrum frekuensia radio untuk membantu layanan operator bagi para pengguna.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada ANC sebagai regulator, tentunya juga pada Kementerian Tranportasi dan Komunikasi. Meskipun prosesnya cukup lam. Satu tahun lebih para operator datang ke ANC menyampaikan keluhan terkait adanya komplain dari pemakai karena frekuensi dari operator sudah habis. Namun, atas kerja sama yang baik, akhirnya ketiga operator kembali mendapatkan lisensi spectrum frekuensia radio,” kata Yogi.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan lisensi ini, setiap operator harus mengikuti proses pembukaan frekuensi baru dengan transparan dan terbuka dimana operator harus membayar dengan komitmen untuk tetap berinvestasi di sektor telekomunikasi TL.
“Ini bukti bahwa para operator berkomitmen untuk berinvestasi di TL. Tentunya, harapan kita seperti bisa memperbaiki koneksi internet, tapi itu harus chek apakah handsetnya 2300 4G atau tidak. Kalau bisa dia akan pindah otomatis. Tapi ada juga handphone yang lama masih 1800 4G. Jadi, ini pekerjaan kita untuk memindahkannya,” jelas CEO Tekmcel.
Sementara itu, CEO Telemor, Tran Van Bang juga menambahkan selama situasi pandemi Covid-19, penggunaan internet meningkat. Dengan demikian, pihak operator mendapat banyak komplain dari pengguna internet mengenai konektivitas internet yang berjalan lambat.
“Kami mencoba untuk mencari solusi dan dengan spectrum ini pengguna internet khususnya 4G akan kita perbaiki mulai Oktober tahun ini,” katanya.
Dilain pihak, Menteri Transportasi dan Komunikasi, José Agostinho da Silva menegaskan, lisensi spectrum ini untuk memberikan layanan yang berkualitas dan tentunya untuk menjawab setiap keluhan tentang konektivitas dan harga internet yang tinggi.
“Jadi, ini untuk menjawab semuanya. Kita berharap dengan ini para pengguna bisa mendapatkan layanan yang berkualitas dari kedua operator ini,” kata Menteri José Agostinho.
Dijelaskan, ANC memulai proses NIA (Notice Inviting Applications) pada Juli 2020 dan ditutup pada 27 agustus tahun ini, untuk mejawab kebutuhan spectrum frekuensi radio baru untuk layanan mobile dari para operator demi meningkatkan layanan dan juga menambah pendapatan negara.
Operator Telkomcel mendapatkan pita frekuensi 2300 Mhz yang memiliki alokasi 20 Mhz dengan durasi 15 tahun dan harga spectrum sebesar $2,637,982.50 untuk sekali bayar. Lisensi spektrum ini hanya diaplikasikan untuk kotamadya Dili dan untuk memperluas harus dibayar secara terpisah.
Memiliki wilayah yang sama, Telemor juga medapatkan pita frekuensi 2600 Mhz yang memilki alokasi 60 Mhz dengan durasi lima tahun dan harga spectrum $791,394,76 untuk empat kali bayar. Namun, Telemor hanya membayar 50% dari harga aslinya sehingga ANC mengaplikasikan bunga sebesar $62,007.54. Totalnya, Telemor harus membayar $853,403,30.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz