DILI, 27 Mei 2025 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkomitmen untuk terus mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Timor-Leste dalam membangun program yang lebih kuat dan memastikan pemberian perawatan yang berkualitas tinggi bagi para penderita penyakit TBC (Tuberkulosis) dan HIV.
“Komitmen berkelanjutan kami untuk mendukung Kementerian Kesehatan dalam membangun program yang lebih kuat dan memastikan pemberian perawatan yang berkualitas tinggi dan berpusat pada semua orang yang terkena dampak TBC dan HIV di Timor-Leste,” kata Perwakilan WHO di Timor-Leste, Arvind Mathur dalam sambutan pada acara workshop yang diselenggarakan WHO bersama Kemenkes kepada para Manajer Program TBC dan HIV dari berbagai kotamadya di Hotel Novo Turismo Dili, Selasa ini.
Workshop yang digelar tersebut untuk memastikan intervensi yang kuat, guna menyelamatkan nyawa masyarakat, terutama pasien penderita TBC dan HIV.
Dikatakan, workshop ini hadir untuk menawarkan momen jeda yang unik untuk berefleksi, belajar, dan berkembang. Ini bukan tentang menambah beban kerja atau tanggung jawab, tetapi tentang memberdayakan sumber daya dan keterampilan yang diperlukan untuk memimpin dan menerapkannya guna mendorong perubahan positif ke depannya.
Dia mengatakan, workshop ini bukan tentang bimbingan teknis, tetapi diberikan untuk para manajer program dan pemimpin garis depan, serta merupakan sebuah kesempatan yang secara aktif memperkuat kompetensi praktis yang memberdayakan tim pemimpin penyampaian layanan kesehatan masyarakat, memotivasi staf, mengawasi secara efektif, dan membina kemitraan lintas sektor.
“Timor-Leste terus bergerak maju dan membuat kemajuan yang pasti dalam menangani beban ganda kesehatan masyarakat seperti TBC dan HIV. Tetapi, kami tahu bahwa tantangan tetap ada. Kami menyadari bahwa sebagai manajer program dan pemimpin garis depan, kami telah terlibat secara mendalam dalam tugas memerangi TBC dan HIV, serta menerapkan intervensi yang kuat untuk menyelamatkan nyawa manusia,” kata Arvind Mathur.
Dijelaskan, meskipun dasar telah diletakkan oleh rencana aksi nasional, percepatan pemberantasan TBC, dan peningkatan pemberian layanan HIV, kesenjangan tetap ada terutama dalam koordinasi program, kepemimpinan, dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
Diungkapkan, Tinjauan Eksternal Bersama Program TB-HIV 2023 memperjelas satu hal dalam menghadapi berbagai masalah seperti, mendeteksi kasus yang rendah, akses diagnostik yang terbatas, kualitas layanan, dan keterlibatan masyarakat yang lemah tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan pengetahuan klinis. Hal ini memerlukan kepemimpinan yang kuat, manajemen yang kuat, perencanaan yang efisien, komunikasi yang jelas, dan komitmen di semua tingkatan.
Di tempat yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Bidang Operasional Rumah Sakit, Flávio Brandão Mendes de Araújo mengatakan WHO bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menggelar workshop ini untuk ,membahas bagaimana mengarahkan kembali cara penanggulangan TBC dan HIV guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan Timor-Leste.
“Kita telah mempelajari bagaimana berbuat baik dan bagaimana mengendalikan penyakit lain, seperti malaria. Tetapi TBC dan HIV harus kita perhatikan secara maksimal bagaimana ke depannya kita dapat berbuat lebih baik. Maka saat ini, kami menggunakan segala cara untuk melayani sumber daya yang tersedia secara minimum, sehingga memperoleh hasil yang baik,” katanya.
Menurut data yang ada di Kemenkes, pada tahun 2024, Kementerian Kesehatan telah mendeteksi sekitar empat ribu kasus TBC di seluruh wilayah nasional.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz