iklan

DILI, HEADLINE

Timor-Leste rayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan pawai

Timor-Leste rayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan pawai

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Urusan Ekonomi serta Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup, Francisco Kalbuady Lay turut hadir mengikuti pawai dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 03 Mei 2025 (TATOLI)— Timor-Leste melalui Sekretariat Negara urusan Komunikasi Sosial (SEKOMS) bekerja sama dengan Dewan Pers, pada Sabtu ini, memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan menggelar pawai dari  bundaran Avenida Liberdade Imprensa menuju Taman Largo Lecidere.

Tema peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 yaitu “Pelaporan di Dunia Baru yang Berani: Dampak Kecerdasan Buatan (AI – Artificial Intelligence) pada Kebebasan Pers dan Media”. Dalam peringatan hari tersebut, Timor-Leste menggelar dengan pawai yang turut hadir juga Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Urusan Ekonomi serta Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup, Francisco Kalbuady Lay, dan para wartawan.

Sekretaris Negara urusan Komunikasi Sosial (SEKOMS), Expedito Dias Ximenes dalam acara perayaan itu mengatakan,  pihaknya akan  bekerja sama dengan Dewan Pers untuk memberikan penyadaran kepada lembaga negara agar mengatakan bahwa kebebasan wartawan itu penting, tetapi wartawan bukanlah malaikat, wartawan juga bisa salah, namun ada undang-undang  (UU) Komunikasi yang  bisa memberikan jalan untuk meluruskan suatu kesalahan.

Selain itu, dikatakan SEKOMS bersama Dewan Pers perlu merevisi UU Komunikasi Sosial yang merupakan UU yang disetujui anggota Parlemen Nasional pada tahun 2014. Itu perlu dilakukan berhubungan dengan kemajuan teknologi yang tidak sesuai dengan situasi saat ini.

“Jadi kita perlu merevisinya, proses revisi sedang berjalan dan akan dibawa ke Dewan Menteri dan segera dibawa juga ke Parlemen,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Konstitusional IX sangat memberikan perhatian yang besar pada kebebasan warga di Timor-Leste

“Jadi, kita memiliki kebebasan, maka  kita juga harus tahu, kita juga memiliki  tanggung jawab. Saya pikir berbicara tentang kebebasan pers tahun 2025, Indeks Kebebasan Pers, penilaiannya soal kebebasan pers memiliki lima indikator yang dikeluarkan oleh organisasi bernama Reporter Without Borders.  Setiap tahunnya, organisasi itu melakukan evaluasi pada 180 negara yang menunjukkan indexnya sebagian turun dan sebagian lagi naik. Hal itu berdasarkan pada lima indikator yang penting menurut organisasi itu. Indikator itu adalah legislatif, yang satu lagi adalah keamanan, ekonomi, politik dan sosial. Jadi, kelima indikator itu yang merupakan pengaruh bagi suatu negara untuk mendapatkan indeks,” jelas SEKOMS Expedito.

Selain itu, SEKOMS Expedito juga mengatakan,  kecerdasan buatan merupakan kecerdasan alamiah yang dicari layanannya secara cepat, baik dan ketika seorang wartawan tidak banyak membaca dan melihat akan dikuasai oleh kecerdasan buatan. 

“Oleh karena itu, kami meminta kepada seluruh jurnalis dan organisasi media untuk secara efektif meningkatkan kesadaran akan konsekuensi dari kecerdasan buatan,” ujarnya.

Selain itu, Ketua Dewan Pers, Otelio Ote, mengatakan fokus pada kecerdasan buatan tahun ini yang merupakan tema dari peringatan  Hari Kebebasan Pers Sedunia dan pengaruh besar kecerdasan buatan dalam dunia jurnalisme dan media.

“Namun, menurut para ahli, hal ini juga disertai dengan tantangan yang serius. PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dapat membantu mendukung kebebasan berekspresi dengan membuat informasi lebih mudah diakses, sehingga memungkinkan lebih banyak orang untuk berkomunikasi di seluruh dunia,” katanya.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Urusan Ekonomi serta Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup, Francisco Calbuady Lay, meminta para jurnalis untuk memberikan informasi yang lebih baik di masa mendatang.

“Saya datang atas nama Pemerintah IX, kalian tetap bekerja untuk, kebebasan. Kita, semua punya demokrasi tapi ketika kalian tidak suka dengan seseorang yang mencari ini, kalian punya moralitas, tanggung jawab sebagai jurnalis. Saya tahu kalian semua bekerja dengan sangat baik dan menjadi kerabat yang baik juga dengan Sekretaris Negara urusan Komunikasi Sosial dan Dewan Pers,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Jurnalis Timor-Leste (AJTL), Zevonia Vieira, mengatakan para jurnalis saling memberikan solidaritas dan saling mendukung untuk terus mempromosikan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Timor-Leste.

“Jangan takut ketika kebebasan pers kita menurun, tetapi perkuatlah kapasitas dan intelektualitas kita dan juga berikan solidaritas satu sama lain, saling dukung untuk terus memperjuangkan kebebasan pers dan berekspresi di Timor-Leste dan terus berikan informasi yang akurat,” katanya.

Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day diperingati setiap tahun pada tanggal 3 Mei. Menurut PBB, hari ini merupakan kesempatan untuk merayakan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers, menilai keadaan kebebasan pers di seluruh dunia, mempertahankan media dari serangan terhadap independensinya, dan memberi penghormatan kepada jurnalis yang telah kehilangan nyawa saat menjalankan tugas.

Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 berfokus pada pengaruh besar Kecerdasan Buatan (AI) terhadap jurnalisme dan media dengan tema “Reporting in the Brave New World – The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media” atau “Pelaporan di Dunia Baru yang Berani – Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Kebebasan Pers dan Media”.

Merujuk situs PBB, pertumbuhan dan penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) yang pesat mengubah jurnalisme, media, dan kebebasan pers secara besar-besaran. Meskipun prinsip-prinsip media yang bebas, independen, dan pluralistik tetap penting, dampak AI pada pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi sangat besar, menghadirkan peluang inovatif sekaligus tantangan serius.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!