DILI, 30 April 2025 (TATOLI)— Berdasarkan hasil penelitian ANCT-TL (Aliansi Nasional untuk Pengendalian Tembakau di Timor – Leste), menunjukan bahwa, peredaraan rokok ilegal yang diimpor melalui perbatasan darat maupun laut dari Indonesia telah merugikan pendapatan negara senilai $5 juta setiap tahunnya.
Demikian hal itu diutarakan Direktur Eksekutif ANCT-TL, Sancho Fernandes kepada wartawan di Caicoli Dili, selasa ini.
“Menurut hasil penelitian dari Aliansi Nasional untuk Pengendalian Tembakau di Timor – Leste menunjukkan bahwa, setiap tahun negara ini rugi sekitar $5 juta dari peredaran rokok ilegal yang diimpor dari perbatasan, melintasi kawasan batas Indonesia melalui laut dan darat,” kata Direktur ANCT-TL, Sancho Fernandes.
Dijelaskan, berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh ANCT – TL terkait dengan peredaran rokok ilegal yang diimpor tanpa melalui proses administrasi yang normal, dari wilayah perbatasan darat dan laut, dan kondisi tersebut sangat memprihatinkan karena setiap tahun survey menunjukkan prevalensi tembakau ilegal semakin meningkat.
“Peredaran rokok ilegal hampir tersebar luas di seluruh wilayah Timor-Leste, dengan kuantitasnya lebih besar dari tembakau yang masuk menurut standardisasi undang-undang pengendalian tembakau nomor 14/2016,” ujarnya.
ANCT – TL juga mengobservasi bahwa, adanya salah satu perusahaan mengimpor rokok secara ilegal dan ditemukan di pelabuhan, dan perbuataan tersebut merugikan pendapatan Pemerintah sekitar $100 ribu.
“Kita juga mengamati ada perusahaan rokok, yang mengimpor rokok ilegal dan ditemukan di pelabuhan dengan memalsukan informasi bahwa itu apa yang ada didalam dos adalah tisu. Jadi, ini kondisi yang sangat serius menurut ANCT – TL. Karena sesuai proses normal semua rokok yang diimpor masuk Timor-Leste, sebelum berada di pelabuhan 30 hari sebelumnya sudah harus ada notifikasi, namun dalam kasus itu hanya diidentifikasi saja,” tuturnya.
Menurutnya, prevelensi tahun ini data menunjukan bahwa perokok aktif meningkat menjadi 74,7% pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2023 yaitu 52%.
“Kebanyakan perokok baru, menggunakan rokok yang diimpor secara ilegal, karena hampir 10 macam rokok ilegal tersebut dengan target market pada kaum muda, maka ini memberikan peluang bagi perokok baru yang semakin tinggi di negara ini,”pungkasnya.
Maka dari itu, ANCT-TL meminta Pemerintah untuk meningkatkan pajak dan harga tembakau di TL, dan memperketat pengawasan pada rokok ilegal, karena ini sebagai strategi untuk mengurangi penyakit yang sering di rujuk ke luar negeri seperti, penyakit jantung, struk, hipertensi dan lainnya.
ANCT – TL juga meminta Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk mengaktifkan kembali Pusat Berhenti Merokok sehingga dapat mengurangi penyakit di Timor-Leste.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz