iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

PBB apresiasi peran strategis g7+ dan soroti lima agenda penting untuk perdamaian global

PBB apresiasi peran strategis g7+ dan soroti lima agenda penting untuk perdamaian global

Foto UN

DILI, 11 April 2025 (TATOLI)– Dalam peringatan 15 tahun berdirinya g7+ dan Pertemuan Tingkat Menteri ke-6, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan dukungan penuh terhadap g7+ sebagai aktor global penting dalam pembangunan perdamaian.

Elizabeth Spehar, Asisten Sekretaris Jenderal untuk Dukungan Pembangunan Perdamaian, memaparkan lima agenda utama yang menjadi peluang kerja sama antara g7+ dan PBB dalam menjawab tantangan masa kini dan masa depan.

“g7+ telah menunjukkan bahwa negara-negara rapuh tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga menjadi pelopor perubahan. PBB bangga menjadi mitra g7+ dalam perjuangan ini,” ujar Elizabeth di Pusat Konvensi Dili (CCD –portugis), jumat ini.

Pertama tekankan pentingnya implementasi komitmen politik, termasuk SDG 16 yang diperjuangkan g7+ dan Pact for the Future yang disepakati tahun lalu.

Ia mendorong negara anggota g7+ untuk berpartisipasi aktif dalam tinjauan Arsitektur Pembangunan Perdamaian PBB tahun ini, yang merupakan kesempatan untuk memperkuat alat-alat pembangunan perdamaian secara global.

Kedua, PBB mengajak g7+ untuk mengembangkan strategi nasional untuk pencegahan dan pembangunan perdamaian, sesuai semangat Pact for the Future. Strategi ini diharapkan mampu menjadi peta jalan untuk memperkuat institusi negara, Mengatasi akar konflik, Mendorong rekonsiliasi dan membangun perdamaian berkelanjutan.

Elizabeth juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi perempuan dan pemuda dalam proses perdamaian, seiring peringatan 25 tahun Agenda Perempuan, Perdamaian dan Keamanan serta 10 tahun Agenda Pemuda, Perdamaian dan Keamanan.

Ketiga, mencermati ketimpangan global dalam pembiayaan, Ia menyoroti bahwa belanja militer dunia mencapai $2,4 triliun per tahun, jauh melampaui anggaran untuk perdamaian.

Ia mendorong negara-negara rapuh untuk mengadvokasi pembiayaan berkelanjutan dalam Finance for Development Conference tahun ini, mengedepankan investasi preventif dan memanfaatkan inisiatif seperti Peace Building Impact Hub untuk menunjukkan dampak konkret pembangunan perdamaian.

Ke-empat kerja sama antarnegara g7+ yang disebut fragile-to-fragile cooperation dinilai sejalan dengan pendekatan PBB dalam kerja sama selatan-selatan dan segitiga.

Perwakilan PBB itu menilai kolaborasi lebih lanjut dengan Komisi Pembangunan Perdamaian (PBC) yang saat ini dipimpin oleh Jerman dapat memperluas pembelajaran antar sejawat dan mobilisasi sumber daya untuk negara-negara terdampak konflik.

Ke-lima, perlunya kemitraan beragam dan saling melengkapi antara pemerintah, masyarakat sipil, lembaga internasional, organisasi regional, dan komunitas lokal.

Ia menyoroti inisiatif UN-CSO Peace builders Dialogue, yang akan kembali digelar pada akhir 2025, sebagai ruang penting untuk memasukkan suara masyarakat sipil dalam kebijakan global.

Selain itu, PBB juga sedang menjajaki keterlibatan sektor swasta dalam investasi yang mendukung perdamaian, khususnya di negara-negara rapuh.

“Tidak ada pengganti untuk solidaritas, kerja sama internasional, dan multilateralisme. Perdamaian harus menjadi fondasi utama menuju masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera,” tegasnya.

Perwakilan PBB itu mengapresiasi g7+ sebagai contoh nyata bahwa negara-negara rapuh memiliki ketangguhan dan potensi transformasi besar. Selama 15 tahun, g7+ telah membuktikan bahwa kolaborasi, solidaritas, dan tujuan bersama dapat menghasilkan perubahan nyata.

“PBB akan terus berjalan bersama g7+ menuju dunia di mana perdamaian dan pembangunan bukan hanya impian, tetapi kenyataan bagi semua,” tutupnya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!