iklan

OPINI

Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Stunting di Timor Leste

Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Stunting di Timor Leste

Penulis, Miguel Soares.

Oleh: Miguel Soares

  1. Latar Belakang

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius di Timor Leste. Berdasarkan laporan UNICEF dan WHO, prevalensi stunting pada anak di bawah lima tahun di Timor Leste mencapai lebih dari 40%, menjadikannya salah satu negara dengan angka stunting tertinggi di Asia Tenggara. Stunting berdampak jangka panjang terhadap perkembangan kognitif, produktivitas ekonomi, dan kesehatan generasi masa depan.

Tingginya angka stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan gizi yang memadai, rendahnya akses terhadap layanan kesehatan, praktik pemberian makan yang tidak tepat, serta kondisi sanitasi dan kebersihan yang buruk. Pemerintah Timor Leste telah menyadari pentingnya intervensi multisektoral dan telah mengembangkan beberapa kebijakan dan program untuk menanggulangi stunting.

  1. Permasalahan

Meskipun telah ada upaya penanganan, beberapa tantangan utama dalam pelaksanaan kebijakan penanggulangan stunting di Timor Leste antara lain:

  • Koordinasi Antar-Sektor Lemah: Pendekatan lintas sektor belum berjalan optimal antara kementerian kesehatan, pendidikan, pertanian, dan lembaga lainnya.
  • Minimnya Literasi Gizi di Masyarakat: Kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang, pola makan sehat, dan perawatan ibu hamil dan anak.
  • Ketergantungan pada Bantuan Luar Negeri: Banyak program intervensi bergantung pada pendanaan donor, sehingga keberlanjutan jangka panjang masih menjadi tantangan.
  • Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan Primer: Di daerah pedesaan dan terpencil, fasilitas kesehatan masih minim, termasuk tenaga medis dan alat deteksi dini.
  • Keterbatasan Data dan Pemantauan: Sistem informasi gizi belum sepenuhnya mampu menyediakan data real-time yang akurat untuk mendukung kebijakan berbasis bukti.
  1. Tujuan Kebijakan

Kebijakan penanganan stunting di Timor Leste bertujuan untuk:

  • Menurunkan prevalensi stunting secara signifikan pada anak usia di bawah lima tahun.
  • Meningkatkan kapasitas keluarga dan komunitas dalam pengasuhan dan pemberian makanan bergizi.
  • Memperkuat sistem layanan kesehatan dan gizi di tingkat nasional dan lokal.
  • Mendorong integrasi lintas sektor dalam perencanaan dan implementasi program gizi.
  • Menjamin keberlanjutan program penanganan stunting melalui regulasi dan pembiayaan nasional.
  1. Model Literasi dalam Penanganan Stunting

Untuk memperkuat efektivitas kebijakan, perlu diterapkan model literasi gizi berbasis komunitas yang meliputi:

  • Literasi Kesehatan Gizi: Edukasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga tentang kebutuhan gizi, pola makan sehat, ASI eksklusif, dan pentingnya imunisasi.
  • Literasi Sosial-Budaya: Penyuluhan yang disesuaikan dengan konteks budaya lokal agar pesan-pesan kesehatan lebih mudah diterima dan diterapkan.
  • Literasi Digital: Pemanfaatan media sosial, aplikasi mobile, dan siaran radio untuk menyebarkan informasi gizi secara luas dan berkelanjutan.
  • Pelibatan Tokoh Lokal dan Agama: Tokoh masyarakat berperan sebagai agen perubahan dalam mengampanyekan pentingnya gizi dan sanitasi.

 

  1. Alternatif Kebijakan
  • Penguatan Layanan Primer: Investasi pada infrastruktur dan tenaga kesehatan di daerah terpencil agar layanan gizi dapat diakses secara luas.
  • Integrasi Program Gizi dan Pendidikan: Mendorong sekolah untuk menyediakan makanan bergizi dan edukasi gizi bagi siswa serta orang tua.
  • Subsidi Pangan Bergizi: Memberikan dukungan langsung berupa pangan tambahan untuk keluarga berisiko tinggi.
  • Pemberdayaan Komunitas: Program berbasis masyarakat yang melibatkan perempuan dan kelompok lokal dalam produksi pangan sehat dan edukasi.
  • Desentralisasi Anggaran Gizi: Memberikan kewenangan dan anggaran langsung ke pemerintah daerah untuk menjalankan program gizi lokal.
  1. Rekomendasi Kebijakan
  • Penguatan Koordinasi Lintas Sektor: Pemerintah perlu membentuk satuan tugas khusus penanganan stunting yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga.
  • Peningkatan Literasi Gizi Berbasis Komunitas: Program edukasi harus terus diperluas dan disesuaikan dengan karakteristik masyarakat lokal.
  • Pengembangan Sistem Pemantauan Gizi Nasional: Implementasi sistem informasi digital terpadu yang memantau status gizi anak secara real-time.
  • Pengalokasian Dana Khusus untuk Gizi: Pemerintah harus mengurangi ketergantungan pada bantuan luar dan mengalokasikan anggaran nasional khusus untuk program gizi.
  • Pemberdayaan Perempuan: Mengingat peran ibu dalam pengasuhan anak, perlu ada program khusus yang memberdayakan perempuan dalam aspek ekonomi dan kesehatan.
  1. Referensi
  • UNICEF Timor Leste. (2023). Nutrition Profile Timor-Leste.
  • (2022). Levels and Trends in Child Malnutrition.
  • Ministry of Health Timor-Leste. (2021). National Nutrition Strategy 2020–2025.
  • World Bank. (2023). Timor-Leste Health Sector Review.
  • (2022). Food Security and Nutrition in Timor-Leste.

Penulis seorang dosen di Universitas Nasional Timor Lorosa’e dan juga Mahasiswa Program Doktor FKM Universitas Hasanuddin Makassar. 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!