Oleh:
Maximiano Oqui (Dosen Universitas Nasional Timor-Leste)
Norberto da Costa Abi (Lulusan Keperawatan-UNTL)
Timor Leste, negara yang baru saja merayakan kemerdekaannya pada 2002, telah mengalami berbagai perkembangan dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Salah satu sektor yang menunjukkan pertumbuhan pesat adalah pendidikan keperawatan. Banyaknya sekolah keperawatan yang didirikan seiring dengan semakin berkembangnya perhatian terhadap sektor kesehatan, seakan memberikan harapan bagi mereka yang ingin berkarir di bidang ini. Namun, meskipun jumlah sekolah keperawatan terus meningkat, kenyataannya banyak lulusan yang kesulitan menemukan lapangan pekerjaan yang sesuai. Ketidaksesuaian antara jumlah tenaga keperawatan yang dihasilkan dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor kesehatan menjadi salah satu tantangan besar di Timor Leste.
Pertumbuhan Sekolah Keperawatan yang Pesat
Sejak kemerdekaan, Timor Leste telah berupaya untuk meningkatkan sistem kesehatannya. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan mendirikan berbagai institusi pendidikan keperawatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang terlatih dan siap pakai. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Timor Leste, sejak awal 2000-an, jumlah sekolah keperawatan di negara ini meningkat pesat, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di seluruh wilayah negara.
Namun, seiring dengan banyaknya sekolah keperawatan, muncul fenomena yang memprihatinkan, yaitu ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dan lapangan pekerjaan yang tersedia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sektor kesehatan di Timor Leste untuk menyerap tenaga perawat masih terbatas. Misalnya, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun Timor Leste telah meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan, sektor kesehatan negara tersebut masih menghadapi kekurangan tenaga medis yang berkualitas di beberapa daerah terpencil. Namun, jumlah lowongan pekerjaan di sektor ini tetap terbatas, terutama di luar area Dili, ibu kota negara.
Ketidaksesuaian antara Pendidikan dan Peluang Kerja
Fenomena ini sering kali menyebabkan frustrasi di kalangan lulusan keperawatan yang berharap dapat bekerja di sektor kesehatan, namun kenyataannya mereka justru menghadapi kenyataan pahit berupa tingkat pengangguran yang tinggi. Salah satu faktor penyebab utama adalah keterbatasan anggaran pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi para lulusan. Sumber daya yang terbatas untuk pembangunan infrastruktur kesehatan di luar Dili memperburuk situasi ini, karena sebagian besar fasilitas kesehatan yang lebih modern dan terlengkap terpusat di ibu kota. Akibatnya, banyak lulusan keperawatan yang harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di wilayah yang terbatas.
Menurut laporan dari Bank Dunia, meskipun sektor kesehatan di Timor Leste menerima dukungan signifikan dari bantuan internasional, negara ini tetap menghadapi kesulitan dalam menyediakan anggaran yang cukup untuk menggaji dan mempekerjakan jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan di seluruh wilayah. Selain itu, faktor sosial dan ekonomi lainnya, seperti rendahnya tingkat pendapatan per kapita dan tingginya tingkat kemiskinan, juga turut memperburuk masalah ini.
Upaya untuk Mengatasi Ketidakseimbangan
Tantangan besar ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan sektor pendidikan. Salah satu langkah penting adalah dengan memperbaiki hubungan antara dunia pendidikan dan pasar tenaga kerja. Pemerintah perlu melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap kebutuhan sektor kesehatan dan merancang kebijakan pendidikan yang lebih terfokus pada peningkatan kualitas tenaga medis serta kesesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja di wilayah-wilayah yang paling membutuhkan.
Penting bagi kebijakan dari Ministerio do Ensino Superior, Ciência e Cultura (MESCC) untuk menetapkan regulasi yang ketat terhadap institusi pendidikan swasta yang membuka program studi keperawatan, agar hanya menerima mahasiswa yang memenuhi standar yang ditetapkan, baik oleh MESCC maupun Kementerian Kesehatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa beberapa institusi pendidikan swasta membuka jurusan keperawatan dan menerima lebih dari 500 calon mahasiswa setiap tahunnya, atau sekitar 20 kelas per tahun. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara meningkatnya jumlah calon tenaga perawat dengan terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Akibatnya, setiap tahunnya terjadi peningkatan angka pengangguran di kalangan tenaga kesehatan, khususnya di bidang keperawatan.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam menciptakan peluang kerja yang lebih banyak bagi lulusan keperawatan sangat penting. Misalnya, pengembangan fasilitas kesehatan di daerah terpencil yang membutuhkan lebih banyak tenaga medis serta penawaran insentif bagi perawat yang bersedia bekerja di luar kota Dili.
Tidak kalah pentingnya, harus ada investasi lebih dalam sektor kesehatan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fasilitas tetapi juga pada peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkelanjutan dan pemberdayaan para tenaga medis yang sudah ada.
Penutup
Tantangan terkait banyaknya sekolah keperawatan yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja merupakan masalah yang memerlukan perhatian serius. Timor Leste perlu merumuskan kebijakan yang lebih strategis dalam menyeimbangkan jumlah tenaga keperawatan dengan kebutuhan riil di sektor kesehatan. Jika tidak, potensi tenaga medis yang terlatih bisa terbuang sia-sia, sementara masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan berkualitas akan tetap terabaikan. Oleh karena itu, kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Timor Leste.
Referensi:
- World Health Organization (WHO). (2020). Health Workforce in Timor-Leste: Challenges and Solutions. Retrieved from https://www.who.int
- Bank Dunia. (2018). Timor Leste Health Sector Review. Retrieved from https://www.worldbank.org
- Kementerian Kesehatan Timor Leste. (2021). Laporan Kesehatan Nasional. Dili: Kementerian Kesehatan Timor Leste.