DILI, 21 Februari 2024 (TATOLI)—Komisi Nasional Timor-Leste untuk Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (KNTLU, akronim tetun) bersama Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan dan Sekretariat Negara untuk Kehutanan mulai mempersiapkan dokumen tentang penetapan Taman Nasional Nino Konis Santana sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Sekretaris Eksekutif KNTLU, Luís Nívio de Fátima Soares, melaporkan, UNESCO ada tiga persyaratan penetapan taman nasional sebagai konservasi untuk keanekaragaman hayati, kontribusi terhadap pembangunan manusia dan pengembangan kapasitas kelembagaan untuk pembangunan dan tantangan pembangunan.
“Jika ketiga poin ini terpenuhi, kita bisa mendaftarkan taman nasional ini sebagai situs UNESCO,” kata Sekretaris Eksekutif KNTLU pada waratawan Tatoli, di kantornya Bairro Pité, jumat ini.
Dijelaskan, selain persyaratan tersebut, Komisi Nasionál dan Pemerintah perlu menyiapkan berkas yang berisi konten pemetaan kawasan konservasi yang dibagi menjadi tiga titik, yakni kawasan inti, kawasan uap, kawasan campão, dan kawasan transisi.
Syarat lain adalah tetap mengadakan kegiatan ekonomi di lokasi tersebut dan izin dari pemerintah setempat. Untuk itu, sebelumnya KNTLU mengadakan seminar di tingkat nasional di Lautém.
Berkas tersebut juga akan menguraikan jumlah keanekaragaman hayati darat dan laut yang endemik di Timor-Leste untuk dikutip secara rinci.
“Taman Nasional Nino Konis Santana mencakup wilayah daratan dan laut, yang memiliki sumber daya laut endemik seperti ikan dan karang. Kami telah menyiapkan berkasnya, UNESCO mengembalikannya dan kami sedang meninjaunya untuk melengkapi informasinya. Kami memerlukan para ahli untuk melihat sumber daya dan aktivitas ekonomi setempat serta meninjau berkas tersebut,” dia menjelaskan.
Berita terkait : MAP ajukan Taman Nasional Nino Konis Santana ke UNESCO untuk diakui sebagai warisan dunia
Sekretaris eksekutif mengatakan dia akan membentuk tim untuk mempresentasikan berkas tersebut di UNESCO.
Sementara KNTLU dan Pemerintah akan mempersiapkan foto dan video sumber daya yang ada.
“Kami punya berkas dan harus melengkapinya dengan foto dan video. Kami sedang mempersiapkan foto-foto spesies secara rinci dan video berdurasi antara tiga hingga sepuluh menit. Kami harus memenuhi persyaratan ini dan kami harus menyerahkan dokumen-dokumen ini, sebelum kami masuk pada 30 September,” katanya.
Luís Nívio de Fátima Soares mengatakan bahwa KNTLU dan Pemerintah akan menyiapkan para ahli untuk melihat kondisi dan persiapan persyaratan pada awal Maret serta meningkatkan kesadaran penduduk setempat tentang persiapan taman untuk penunjukan situs UNESCO.
Selain itu, Sekretaris Eksekutif menyoroti pentingnya warga negara ikut berkontribusi dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati darat dan laut.
KNTLU dan Pemerintah sedang membentuk sebuah komite nasional yang terdiri dari jajaran menteri dibidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, Pekerjaan Umum, Sekretariat Negara untuk Seni dan Budaya, akademisi, dimana nantinya komite ini akan membentuk komisi penasehat dan ilmiah.
Tentang Taman Nasional Nino Konis Santana
Taman Nasional Nino Konis Santana yang terletak di Ira Lalaru, Desa Mehara, Pos Administratif Lospalos, kotamadya Lautém adalah taman nasional pertama di Timor Leste, yang dibentuk pada 3 Agustus 2007, mencakup area seluas 1.236 km². Taman ini menghubungkan beberapa area penting bagi konservasi burung seperti Lore, Gunung Paitchau, Danau Ira Lalaro, dan Pulau Jaco.
Taman ini juga mencakup 556 km² dari Segitiga Terumbu Karang, area bawah laut yang berisi keanekaragaman. Burung langka yang dilindungi oleh taman ini di antaranya adalah kakatua kecil jambul kuning, merpati hijau timor, merpati-kaisar timor, dan gelatik timor.
Taman ini dinamai untuk menghormati Nino Konis Santana, mantan komandan Fretilin, yang lahir di Tutuala, sebuah desa yang terletak di dalam taman nasional.
Tempat ini sebagai kawasan konservasi alam dalam ekosistem alam yang telah dikembangkan dengan sistem zonasi dengan tujuan untuk kegiatan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan budaya guna mendukung pengembangan ekowisata dan rekreasi.
Penetapan Taman Nasional Nino Konis Santana sebagai Cagar Biosfer menurut kategori Manusia dan Biosfer (MAB) UNESCO dengan tujuan untuk meningkatkan status konservasi dan mendorong keterlibatan masyarakat setempat dalam konservasi Keanekaragaman Hayati.
Proses pengakuan ini tidak hanya untuk menunjukkan nilai ekologis dan budaya taman itu sendiri, tetapi juga untuk meningkatkan mekanisme konservasi dan upaya pembangunan berkelanjutan taman tersebut sebagai situs pertama yang menerima pengakuan internasional di Timor-Leste.
Program MAB telah dimulai pada tahun 1971 dan sebagai forum sains untuk mempromosikan konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati dan untuk mendukung pembangunan hutan berkelanjutan. Manusia dan biosfer berperan sebagai alat untuk ikut serta dalam pembangunan lingkungan, sosial, ekonomi, dan pendidikan guna menjamin kehidupan masyarakat yang baik sesuai dengan ekosistem di dalam Taman Nasional.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Julia Chatarina