iklan

HEADLINE, OLAHRAGA

Pemain Timor-Leste Mouzinho de Lima dikontrak Montenegro berlaga di FK Igalo

Pemain Timor-Leste Mouzinho de Lima dikontrak Montenegro berlaga di FK Igalo

Pemain asal Timor - Leste, Mouzinho Barreto de Lima. Foto spesial

DILI, 18 Februari 2025 (TATOLI) – Pemain asal Timor – Leste, Mouzinho Barreto de Lima yang sebelumnya bermain untuk klub Kamboja Visakha FC kini pindah ke FK Igalo dari Montenegro.

“Saya sekarang sudah mendapat kontrak dari FK Igalo dari Montenegro, klubnya di liga kedua Montenegro,” kata Mouzinho kepada Agência TATOLI melalui media sosial, selasa ini.

Dikatakan,  sesuai kontrak yang diterimanya dari manajer klub berdurasi satu tahun mulai Januari hingga Desember 2025.

“Saya sudah di sini selama sebulan, saya bertolak dari Timor-Leste pada 11 Januari dan tiba di sini (Montenegro) pada 13 Januari. Kontrak saya selama satu tahun,” kata Mouzinho.

Dengan kepercayaan diri yang diberikan klub dari negara Eropa tersebut, Mouzinho berjanji akan menampilkan permainan yang terbaik  untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kemampuannya sebagai seorang pemain bola.

Pengalaman Mouzinho dalam dunia sepak bola

Pemain Mouzinho de Lima memulai karirnya sebagai pesepakbola pada tahun 2010 diusia delapan tahun, oleh seorang pelatih bernama Mister Kim dan bergabung dengan tim U-12, meskipun saat itu Mouzinho tidak bisa lolos seleksi bermain di Korea Selatan karena usianya yang belum cukup.

Meski demikian, Mouzinho tak putus asa namun tetap memiliki keinginan untuk berlatih di lapangan Federasi Sepak Bola Timor-Leste (FFTL).

Pada tahun 2012, Mouzinho telah berusia 12 tahun, dengan keinginan bermain yang memberikan kepercayaan diri, sehingga pelatih Kim memilihnya untuk masuk dalam Tim Nasional (Timnas) U-12 mewakili Timor-Leste untuk berlaga di Korea Selatan.

Pemain asal Timor – Leste, Mouzinho Barreto de Lima. Foto spesial

Bertolak ke Korea Selatan, Mouzinho bersama kawan-kawan mengikuti dua kompetisi seperti MBC Cup dan Jion-ji Cup, namun pada dua pertandingan tersebut hanya di MBC Cup saja Mouzinho dan rekan-rekannya di Timnas berhasil lolos ke final, namun pada pertandingan adu penalti tim kalah dan berhasil meraih juara kedua.

Pada tahun 2013, Mouzinho terus mendapatkan kepercayaan dari pelatih Kim sebagai pemain U-14 bersama rekan-rekan setimnya terus mewakili Timor-Leste untuk mengikuti kompetisi Jion-ji hingga akhirnya menjadi juara pertama. Saat itu, Timor-Leste berhasil masuk ke final melawan Portugal dengan skor 1 – 0 dan meraih juara pertama dalam kompetisi Jion-ji Cup.

Sekembalinya dari Piala Jion-ji Cup pada pertengahan tahun 2013, Mouzinho masih mendapatkan kepercayaan bersama rekan satu timnya untuk kembali ke Korea untuk menghadiri festival sepak bola yang dihadiri banyak negara dan Timor-Leste berhasil meraih juara  kedua karena gagal mengalahkan Vietnam dengan permainan yang disebut “seven site” atau dikenal dengan nama Pertandingan bola sepak tujuh sebelah.

Maka dari itu, pada tahun 2014, ia kembali ke Korea bersama timnas berlaga di Jion-ji cup, namun gagal meraih kemenangan karena kalah dari Barcelona di babak perempat final.

Dengan prestasi tersebut, pada tahun 2015 ini sang pemain sudah mendapatkan kepercayaan diri untuk menjadi pemain timnas U-16 bersama kawan-kawannya mewakili Timor-Leste untuk bermain di Brunei Darussalam pada festival Asian Football Confederation (AFC) dan berhasil menjadi juara kedua.

Pada tahun 2016, Mouzinho dan rekan-rekannya mewakili Timor-Leste di festival CPLP (Komunitas Negara-negara Berbahasa Portugis)  yang diadakan di  Cabo Verde, dimana Timor-Leste gagal menjuarai ajang pertandingan dunia tersebut.

Walaupun usianya belum memasuki 19 tahun, namun dengan performa yang luar biasa sehingga pada tahun 2018 ini sudah mendapat kepercayaan dari Pelatih Kim untuk mengikuti pertandingan Asian Football Association (AFF) di Surabaya-Indonesia.

Sekembalinya dari AFF,  hanya selang sehari  dilanjutkan ke São Tomé dan Príncipe untuk mengikuti festival CPLP sehingga sang pemain tetap bersedia dan tidak merasa lelah karena dalam pikirannya sepak bola adalah masa depannya.

Pemain asal Timor – Leste, Mouzinho Barreto de Lima. Foto spesial

Pada tahun 2018, Mouzinho masih mendapat kepercayaan dari pelatih Eduardo Pereira, meski di usianya yang masih 16 tahun bersama seleksi Timnas U-21 mewakili Timor-Leste berlaga di kompetisi Hasanal Bolkiah dan Timor-Leste berhasil meraih juara pertama.

Melihat performanya yang luar biasa, pada tahun 2019 ini Mouzinho mendapat kepercayaan dari pelatih Timnas U-23, Norio Sukitete.

Dengan kepercayaan diri tersebut, pelatih Fabio Maciel da Silva pada tahun 2021 tetap memanggil Mozinho bersama rekan setimnya di U-23 untuk mengikuti pertandingan AFF di Kamboja hingga akhirnya Timor Leste untuk pertama kalinya berada di urutan juara peringkat ketiga.

Pada tahun 2021 hingga 2022, performa luar biasa Mouzinho di AFC, AFF dan Sea Games Vietnam membuat klub Tiger harus menandatangani kontrak untuk memperkuat klub, sehingga pada tahun 2023 hingga 2024 Mouzinho harus pindah untuk bermain lagi bersama FC Kambo Visakha.

Sedangkan pengalaman bersama klub di Liga Sepak Bola Amadora yang didirikan pada tahun 2015 dan permainan Liga  dimulai pada tahun 2016. Pada saat itu,  pemain Mouzinho bergabung dengan SLB Laulara. Dimana,  pemimpin SLB Laulara adalah  pemimpin nasional Kay Rala Xanana Gusmão.

Bersama SLB, Mouzinho berhasil membawa keberuntungan bagi SLB Laulara karena menjadi juara pertama di Liga Timor – Leste.

Mouzinho bersama  SLB Laulara sejak  tahun 2016 hingga 2021. Namun, pada pertengahan tahun  2021 Mouzinho dikontrak oleh Boavista Timor untuk memperkuat klub tersebut. Namun pertandingan bola  tidak berjalan pada waktu itu, karena COVID-19 sehingga Mouzinho memutuskan   kembali ke SLB Laulara.

Biografi Mouzinho

Pemain Mouzinho, lahir di Maliana, kotamadya Bobonaro pada 26 Juni 2002. Putra dari pasangan Mario de Lima dan Adelina Barreto. Ia merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, terdiri dari tiga perempuan dan tiga laki-laki.

Mouzinho memulai pendidikan pra-sekolah dasar pada tahun 2004 hingga 2005. Ia memasuki pendidikan dasar (SD) pada tahun 2006 hingga 2011 dan pada tahun 2013 lanjut ke  pendidikan pra-sekolah menengah (SMP) di Santa Madalena de Canossa Haslaran, Dili. Namun, pada saat  duduk di kelas satu SMP, dikeluarkan dari sekolah, karena tidak  mengikuti ujian.

Foto spesial

Karena itu, Mouzinho memutuskan melanjutkan sekolahnya di Sekolah Pra-Sekolah Menengah di Cristal Dili, setelah lulus ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di FINANTIL-Dili dan saat ini sedang belajar di Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL).

Mouzinho mengatakan, memasuki dunia sepak bola tidak dipaksakan oleh siapapun, melainkan kemauan sendiri karena ayahnya juga seorang pesepakbola, namun tidal  maksimal karena lebih sering berkecimpung di dunia tinju.

“Saya adalah satu-satunya orang di rumah yang bermain sepak bola, tidak ada orang lain. Ayah saya seorang pemain, tapi beliau  terlalu berkecimpung di dunia tinju,” ujarnya.

FK Igalo, Klub Sepak Bola profesional Montenegro

Dalam laman wikipedia yang dikutip Tatoli, memyebutkan FK Igalo adalah klub sepak bola profesional Montenegro yang berbasis di Igalo, kotamadya Herceg Novi. Klub ini didirikan pada tahun 1929 dan saat ini berkompetisi di Liga Kedua Montenegro.

Didirikan sebagai Primorje pada tahun 1929, FK Igalo adalah salah satu klub sepak bola tertua di wilayah kotamadya Herceg Novi. Hingga tahun tujuh puluhan, FK Igalo bermain di peringkat bawah Liga Keempat – Selatan. Gelaran pertama juara liga keempat, Igalo menangkan pada musim 1975-76. Keberhasilan itu membuat mereka mendapatkan promosi pertama ke Liga Republik Montenegro, di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya hingga kemerdekaan Montenegro (2006).

Pada musim 1987-88, FK Igalo memenangi tempat kedua di Liga Republik, dengan promosi ke Liga Ketiga Yugoslavia. Mereka hanya berkompetisi satu musim di peringkat Federal, dan kesuksesan baru datang pada musim 1995-96. Pada tahun itu, FK Igalo memenangi gelaran Liga Republik Montenegrin juara, dan mendapat promosi pertama ke Liga Yugoslavia Kedua.

Jornalista : Hortencio Sanchez (Penerjemah : Armandina Moniz)

Editór        : Cancio Ximenes

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!