DILI, 03 februari 2025 (TATOLI)—Menteri Transportasi dan Komunikasi, Miguel Marques Gonçalves Manetelu, mengungkapkan, keterlamabatan pembangunan Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato (AIPNL -tetun) Comoro dipengaruhi oleh perubahan pemerintahan.
Hal ini ditegaskan Menteri Miguel dalam acara penandatanganan kontrak jasa konsultasi dengan Konsorsium Konsultan Bandara Jepang untuk proyek pengembangan AIPNL, di kantor MTK, Caicoli, senin ini.
Dikatakan, sesuai dengan Rencana Pengembangan Strategis (PED-tetun) 2011-2030, AIPNL merupakan infrastruktur dasar yang penting, selain elektrifikasi nasional, jalan, jembatan, pelabuhan, fiber optik dan proyek Tasi Mane.
“Setelah 12 tahun, Bandara Suai dan Oé-cusse telah dibangun dan memiliki beberapa kondisi sesuai apa yang ditetapkan oleh PED, sedangkan Bandara Comoro dan pengembangan rencana penerbangan untuk Kotamadya belum terlaksana. Dalam 12 tahun, ada empat pemerintahan , dimana masing-masing pemerintahan mempunyai rencana dan prioritas yang berbeda,” kata Menteri Miguel.
Berita terkait : MTK dan perusahaan konsorsium sepakati jasa desain terminal penumpang AIPNL
Setelah PED disetujui dan diluncurkan pada usulan program Pemerintahan Konstitusional V di Parlemen Nasional pada tahun 2012, pidato Perdana Menteri menekankan bahwa, Pemerintahan yang dipimpingnya akan melakukan investasi dalam skala besar, seperti perluasan AIPNL di Dili dan rencana penerbangan di kotamadya untuk merehabilitasi landasan pacu di Suai, Oé-cusse Ambeno, Lautém, Bobonaro, Viqueque, Ataúro dan Same.
Ia tegaskan, pembangunan bandar udara dan sektor udara merupakan prioritas penting bagi pemerintahan saat ini .
Untuk itu, pemerintah berusaha menciptakan kondisi untuk peningkatan kualitas penerbangan reguler dengan banyak pilihan untuk memenuhi peningkatan jumlah penumpang serta pengembangan AIPNL.
Menurutnya, investasi pada transportasi udara merupakan hal yang mendasar untuk peningkatan kualitas sektor penerbangan di masa depan.
“Semua poin ini harus saya sampaikan karena Pemerintahan Konstitusional IX yang dipimpin oleh Kay Rala Xanana Gusmão memiliki konsistensi terhadap apa yang dijanjikannya, karena basis pembangunan negara adalah PED,” ucapnya.
Diketahui, Bandara Udara Suai dengan nama resmi Aeroporto Internacional Comandante-Chefe das FALINTIL, Kay Rala Xanana Gusmão terletak di pos administratif Suai, Covalima diluncurkan pada 20 juni 2017.
Infrastruktur ini dikembangkan oleh perusahaan milik negara Indonesia PT Waskita Karya dengan total biaya $86,7 juta, meliputi landasan pacu baru , gedung terminal, menara kontrol, hanggar untuk lima helikopter besar, dan peralatan pemadam kebakaran.
Selain itu, Bandar Udara Internasional Oé-cusse Rota Da Sândalo dibangun kembali pada maret 2015 dan diberikan tanggung jawab pengembangan kepada perusahaan Indonesia PT Wijaya Karya dengan nilai awal $79,8 juta, direvisi pada juni 2016 menjadi $119,9 juta untuk nilai akhirnya, hingga diresmikan pada 18 juni 2019.
Saat ini, Pemerintah berupaya membangun AIPNL dengan menunggu hasil desain akhir yang akan diperesentasikan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan PT Waskita Karya kepada Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão pada maret nanti.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Julia Chatarina