DILI, 20 januari 2025 (TATOLI)– Ketua Institut Statistik Nasional Timor-Leste (INETL), Elias Ferreira mengatakan Timor-Leste mencatat defisit perdagangan sebesar $787 juta selama tahun 2024.
Ia mengatakan peningkatan signifikan dalam Balance of Trade (BOT) menunjukkan bahwa Timor-Leste mengimpor lebih banyak barang pada tahun 2024 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan menjadikan negara lebih bergantung pada produk impor.
Ketua Intansi itu pun menekankan bahwa nilai impor Timor-Leste hingga November 2024 mencapai $868.952.829, dibandingkan dengan nilai ekspor negara pada tahun yang sama hanya $80.977.568.
Barang-barang yang diimpor Timor-Leste tahun lalu adalah kebutuhan pokok dan lainnya adalah bahan bakar, kendaraan, peralatan listrik, bahan bangunan, tembakau, kosmetik, produk kimia, plastik dan lainnya.
Barang-barang tersebut diimpor dari India, China, Thailand, Pakistan, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Indonesia, Singapura, Portugal dan Amerika Serikat (AS).
Timor-Leste juga mengimpor pada tahun lalu, 158 ribu ton beras, setara dengan $90 juta. Hal ini karena ketergantungan Timor-Leste terhadap beras impor sangat kuat, meskipun negara sendiri memiliki lahan produktif untuk mengembangkan sektor pertanian.
“Kita melihat impor pangan masih sangat kuat, ini menuntut Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan untuk membuat kebijakan yang baik dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan kita terhadap pangan impor, karena dengan usaha kita untuk memproduksi pangan dalam negeri akan lebih mudah,” kata Elias dos Santos di kantornya di Caicoli.
Menurut data INETL, pada tahun 2024, Timor-Leste mengekspor 3.714 ton kopi, setara dengan $14,6 juta, 1.809 ton kemiri setara dengan nilai $58.000, 2.108 ton biji kering setara dengan $834.000 dan kelapa kering 916 ton setara dengan $26 ribu.
Produk-produk tersebut diekspor ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Indonesia, Jerman, Portugal dan Australia.
Defisit perdagangan Timor-Leste meningkat dari 34% pada tahun 2022 menjadi 43% pada tahun 2023.
Reporter : Arminda Fonseca (Penerjemah: Cidalia Fátima)
Editor : Maria Auxiladora