DILI, 16 september 2024 (TATOLI)— Perusahaan Milik Negara, TIMOR GAP hari ini secara resmi mengakui 16% saham partisipasi dalam perusahaan patungan atau Join Venture (JV) proyek Bayu-Undan setelah melalui dua bulan negosiasi dengan para mitra.
Penandatanganan resmi Akta Jual Beli (SPD) antara TIMOR GAP dan Bayu-Undan Joint Venture seperti Santos (operator), SK E&S, INPEX, ENI 9,2%, dan Tokyo Timor Sea Resources berlangsung hari ini di City8 Manleuana.
“Berdasarkan ketentuan perjanjian, TIMOR GAP akan mengakuisisi 16% saham partisipasi dalam proyek Bayu-Undan, dengan tanggal efektif ekonomi 01 Juli 2024. Mereka semua yang ada di dalam (JV) memberikan saham mereka sedikit demi sedikit untuk bisa mencapai 16%, ini proses negosiasi yang berjalan selama dua sampai tiga bulan dan hari ini secara resmi kita menandatangani persetujuan untuk Bayu Undan,” ungkap CEO TIMOR GAP, Ruis Soares di City8, senin ini.
Berita terkait : Produksi migas terancam habis, IFC dukung ANPM eksplorasi potensi bayu undang
Mitra Joint Venture lainnya adalah Santos (operator) dengan saham 36,5%, SK E&S dengan 21%, INPEX dengan 9,6%, ENI 9,2%, dan Tokyo Timor Sea Resources dengan 7,7%
Perjanjian penting ini menggarisbawahi peran TIMOR GAP sebagai perusahaan minyak dan gas nasional Timor-Leste. Dengan mengintegrasikan aset produksi ini ke dalam portofolionya, TIMOR GAP memperkuat posisinya di sektor energi dan memperluas jejak operasionalnya.
“Ladang Bayu-Undan, yang mulai berproduksi pada tahun 2004, terus memproduksi gas alam dan cairan pada tingkat yang layak secara ekonomi, dengan JV tersebut baru-baru ini mendapatkan perpanjangan ketujuh dari jangka waktu Kontrak Bagi Hasil Produksi (PSC), yang memungkinkan produksi berkelanjutan hingga pertengahan tahun 2026,” ungkapnya.
Perpanjangan ini diberikan langsung oleh ANP (Otoritas Nasional Perminyakan) dan Pemerintah Timor-Leste untuk memastikan kelangsungan hidup proyek dan menegaskan kembali potensi masa depan aset Bayu-Undan.
Masuknya TIMOR GAP ke dalam JV Bayu-Undan meningkatkan kemampuannya untuk berkontribusi pada sektor energi dan ekonomi nasional. Perusahaan menantikan kolaborasi yang produktif dengan Santos dan mitra usaha patungan lainnya dalam fase pertumbuhan yang menarik ini.
Wakil Presiden Santos untuk Australia Barat, Australia Utara dan Timor-Leste, Vince Santostefano yakin dengan kehadiran TIMOR GAP akan memberikan dampak positif pada keputusan Carbon Capture and Storage (CSS) di masa depan.
“Melibatkan mereka dalam JV dan bekerja sama dengan kami akan menjadi hal yang sangat positif. Itu akan memperlancar jalan ke depan,” jelasnya.
Berita terkait : Januari hingga juli 2023, Bayu-Undan hanya hasilkan 3 juta barrel
CCS adalah teknologi untuk menangkap dan menyimpan karbon di dalam tanah, dianggap sebagai usaha untuk mengurangi emisi CO2 di atmosfer dan dari beberapa ladang gas yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi.
Ia pun menyebutkan jauh ini Bayu-Undan telah memberikan pendapatan sebesar $25 miliar untuk Timor-Leste dan setelah diberikan perpanjangan produksi dari ANP kembali aktif dengan produksi 4.000 barel minyak setiap hari sambil menyiapkan diri untuk menjalankan CCS yang biayanya bisa mencapai sekitar $400 – $600 juta.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz