DILI, 13 september 2024 (TATOLI) – Gereja Katolik meminta semua orang menjaga altar terbuka di Tasi-Tolu, karena merupakan tempat suci bagi umat Katolik untuk berkonsentrasi di tempat tersebut.
“Sebagai umat Katolik, kami meminta semua untuk menghormati tempat itu. Jika saat itu kita semua berbahagia dengan kunjungan Paus Fransiskus, maka kita sebagai umat Katolik menunjukkan kegembiraan kita di kota Dili dengan kehadiran Paus. Sekarang, kita juga harus mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan kepada kita dan berdasarkan pesan-pesan ini kita berusaha untuk menghormati tempat suci ini,” kata Wakil Koordinator Kunjungan Paus Fransiskus dari Gereja, Pastor Guilhermino da Silva, kepada Tatoli.
Ia menekankan bahwa di altar terbuka Tasi-Tolu terdapat patung Bunda Maria dan sebuah patung salib besar di sana. “Kita harus merasakan ini sebagai harta karun dan warisan serta sejarah kita. Inilah sejarah kita. Inilah budaya kita. Jadi, kita berupaya menghormati, berupaya melestarikan, dan berupaya peduli. Kita harus merasa menjadi bagian dari benda-benda ini, bahwa benda-benda itu adalah milik kita dan milik umat,” katanya.
Dikatakan, dana yang diinvestasikan di Tasi-Tolu adalah milik rakyat dan tidak boleh disia-siakan, tidak ada nilainya. Semua orang harus menghargai tempat tersebut. “Sekali lagi, tempat ini adalah tempat suci, tempat semua orang memuji Tuhan di sana. Suara sekitar 600 ribu orang didengar Tuhan. Makanya waktu itu tidak terjadi apa-apa,” paparnya.
Ia juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat beriman karena selama tiga hari kunjungan Paus Fransiskus ke Timor-Leste turut berperan aktif, menyemangati Bapa Suci dengan suara, dan doa.
Berdasarkan statistik yang dirilis, peserta massal kunjungan pastoral Paus Fransiskus ke Asia terbanyak adalah Timor-Leste, disusul Indonesia.
“Menurut saya tempat ini aman dan terlindungi, karena merupakan simbol bagi masyarakat Timor-Leste, khususnya masyarakat yang beragama Katolik,” ucapnya.
Gereja juga terus berkolaborasi untuk mengamankan tempat suci dan simbol masa depan, karena hal ini mengingatkan umat akan tahun 2024 ketika umat Katolik datang dalam jumlah besar ke misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus sendiri.
Tasi-Tolu merupakan tempat suci, dimana pada tanggal 12 oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II telah memimpin misa di tempat tersebut. Dan, pada 10 September 2024 ini, Paus Fransiskus juga memimpin misa kudus di Tasi-Tolu, meskipun tempat altar misa yang berbeda.
Reporter : Jesuína Xavier (Penerjemah: Cidalia Fátima)
Editor : Armandina Moniz