iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

WHO perkenalkan manfaat sistem GLAAS 2024 pada Pemerintah Timor-Leste

WHO perkenalkan manfaat sistem GLAAS 2024 pada Pemerintah Timor-Leste

Perwakilan WHO di Timor-Leste, Arvind Mathur sedang berbicara dalam workshop nasional yang digelar di Hotel Timor, Dili, kamis (09/08). Foto WHO

DILI, 08 agustus 2024 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Timor-Leste, menggelar workshop nasional memperkenalkan manfaat sistem Analisis dan Penilaian Air dan Sanitasi Global (GLAAS – Global Water and Sanitation Analysis and Assessment) 2024 kepada pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Workshop nasional yang digelar Organisasi Kesehatan Dunia bekerjasama dengan Kemenkes. Workshop tersebut  digelar di Hotel Timor, Dili, kamis ini.

“Kami didukung WHO membahas sistem  GLAAS 2024 Timor-Leste dengan tujuan untuk memperkenalkan siklus GLAAS 2024 dan manfaat GLAAS bagi negara-negara untuk kepentingan nasional, regional. Karena, GLASS adalah sistem yang digunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengukur kemajuan pembangunan air, sanitasi dan kebersihan,” kata Wakil Menteri Kesehatan bidang Operasi Rumah Sakit, Flavio Brandao.

Dijelaskan, dalam konsultasi nasional peninjauan rencana strategis bersama WHO dan mitra pembangunan lainnya seperti Bee Timor Leste (BTL,E.P) akan membicarakan tentang bagaimana melakukan investasi yang lebih baik di bidang air dan sanitasi.

“Kami sepakat bahwa kita telah mencapai lebih dari 80% akses terhadap air bersih di Timor-Leste, baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Namun, pada evaluasi ini untuk melihat kembali bagaimana membuat investasi ini menjadi lebih baik, karena kita menganggapnya sebagai penghematan investasi di negara ini,” katanya.

Dikatakan,  air sangat penting dan berpengaruh terhadap kebersihan, lalu bagaimana berinvestasi dengan baik pada fasilitas umum di rumah sakit, dan puskesmas agar mendapatkan air bersih dan berkualitas, maka harus melihat kualitasnya untuk meminimalisir atau mengurangi penyakit yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, dengan evaluasi tersebut dapat melaksanakan strategi yang baik untuk investasi air dan sanitasi dimasa depan.

Sementara, Perwakilan WHO di Timor-Leste, Arvind Mathur mengatakan hari ini bersama Pemerintah membahas hal penting yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang berdampak pada semuanya, seperti sanitasi dan air bersih.

Dia mengungkapkan, air bersih dan sanitasi yang baik adalah kunci pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit. Tanpa air, masyarakat akan menghadapi penyakit yang berhubungan dengan air dan menyebabkan malnutrisi serta masalah kesehatan lainnya.

“Di Timor-Leste, kami telah melakukan upaya yang signifikan, saat ini, 80% penduduk pedesaan dan 96% penduduk perkotaan, setidaknya memiliki akses terhadap air bersih. Berarti masyarakat dapat memperoleh air dalam waktu 30 menit mulai dari waktu pengambilan dari sumber air yang baik. Kemajuan ini sangat bagus, namun kita harus menyadari bahwa perjalanan kita masih jauh. Kita perlu memastikan bahwa air bersih tidak hanya tersedia dan terjangkau, namun praktik kebersihan dan sanitasi yang kuat juga perlu diterapkan. Hal ini penting untuk menjembatani kesenjangan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan,” tegasnya.

Sedangkan, Wakil Ketua Komisi Eksekutif BTL, E.P untuk Urusan Sanitasi Air dan Sistem Drainase, Gustavo da Cruz mengatakan, bahwa GLASS adalah sistem yang digunakan PBB untuk mengukur kemajuan pembangunan sanitasi dan kebersihan air.

“Ada yang digunakan PBB pada tiga hal yang pertama adalah GLASS, kedua WASH (Water Supply, Sanitation and Hygiene)  dan ketiga yang digunakan oleh WHO dan UNICEF adalah Joint Monitoring Program (JMP). Sehingga dengan ketiga sistem itu dapat  mengukur pencapaian Pemerintah dalam mencapai tujuan,” tuturnya.

Dikatakan, dalam bidang Sanitasi dan Kebersihan Air (BESI) sudah mencapai tujuan, karena menurut laporan terdapat 80% masyarakat yang sudah mengakses terhadap air bersih di Timor-Leste dan  berjalan dengan baik,” tegas Gustavo da Cruz.

Sementara, Global Water and Sanitation Analysis and Assessment (GLAAS) merupakan inisiatif yang dilaksanakan oleh WHO dengan bekerja sama dengan UNICEF dengan nama UN-Water.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!