iklan

KESEHATAN, HEADLINE

Kemenkes – mitra internasional fasilitasi pelatihan FETP pada petugas kesehatan

Kemenkes – mitra internasional fasilitasi pelatihan FETP pada petugas kesehatan

Foto bersama disela-sela Pelatihan untuk Pelatih (ToT) Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan (FETP) kepada 15 petugas medis nasional. Foto Tatoli

DILI, 29 juli 2024 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Institut Kesehatan Masyarakat Nasional di Timor-Leste (INSPTL)  dengan didukung mitra internasional memfasilitasi Pelatihan untuk Pelatih (ToT) Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan (FETP) kepada 15 petugas kesehatan nasional.

Mitra internasional yang mendukung Kemenkes dalam  memberikan pelatihan guna mempersiapkan mereka untuk menjadi pelatih di masa mendatang itu adalah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA).

Ketua Eksekutif INSPTL, Merita Monteiro mengatakan ToT Program Pelatihan Epidemiologi dilakukan dalam mempersiapkan petugas medis menjadi pelatih terlatih di kotamadya dan wilayah pedesaan di seluruh wilaya Timor-Leste.

“Kami memfasilitasi TOT Program Pelatihan Epidemiologi kepada 15 staf medis nasional selama lima hari mulai 29 juli hingga 02 agustus 2024.  Tujuannya, untuk mempersiapkan mereka menjadi pelatih masa depan dalam memfasilitasi staf medis lainnya di kotamadya dan daerah pedesaan. Dimana, mereka juga dapat memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memitigasi pencegahan, pengendalian, dan respons terhadap wabah penyakit secara efektif,” kata Ketua INSPTL, Merita Monteiro pada wartawan di Hotel Nova Turismo, Lecidere Dili, senin ini.

Sementara, Perwakilan WHO di Timor-Leste, Arvind Marthur menyoroti di seluruh dunia, Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam mendidik ahli epidemiologi terampil untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks.

Arvind menginformasikan, ada sembilan negara, termasuk Timor-Leste, yang saat ini kekurangan FETP tingkat lanjut, atau garis depan, sehingga dengan pelatihan ini dapat mempersiapkan pelatih petugas medis yang terlatih.

“WHO berharap setelah ToT ini, setiap peserta akan memainkan peran penting dalam melembagakan FETP di Timor-Leste dengan bekerja sebagai pelatih, mentor, atau supervisor. Saya mendorong semua peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya agar belajar,   dan saling menginspirasi. Mari kita bersama-sama berjuang menuju masa depan di mana Timor-Leste memiliki sistem pengawasan dan respons yang kuat dan setiap orang memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan yang sehat dan terjaga,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Country Director KOICA di Timor-Leste, Youn Hwa Kang mengatakan dalam dekade terakhir, KOICA telah mengamati tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti pandemi COVID-19, wabah Ebola, dan banyak wabah penyakit lainnya di seluruh dunia.

Selain itu,  baru-baru ini, katanya penyakit rabies pada manusia dan hewan juga mulai memasuki di Timor-Leste, khususnya kotamadya  yang dekat dengan area perbatasan dengan negara tetangga. Risiko kesehatan masyarakat ini telah menyoroti pentingnya respons kesehatan masyarakat yang cepat dan efektif. Karena itu, FETP menjadi sangat penting.

“KOICA telah berupaya keras membantu Kementerian Kesehatan dan INSPTL dalam memperkuat sistem kesehatan di Timor-Leste dengan bekerja sama dengan WHO Timor-Leste,” tuturnya.

Menurutnya, dengan kerjasama dapat  mempertemukan para profesional kesehatan dari jaringan global, pejabat pemerintah dari Kementerian Kesehatan dan INSPTL, WHO Timor-Leste dan Kantor Regional WHO Asia Tenggara, serta KOICA. Meskipun ToT ini utamanya merupakan pelatihan teknis, namun dapat memperkuat kemitraan melalui platform tersebut.

Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan ToT difasilitasi oleh para ahli dari pakar Global yang berasal dari SAFETYNET dan WHO SEARO dan mendapatkan dukungan keuangan dari KOICA.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!