DILI, 27 juni 2024 (TATOLI)– Wakil Kepala Perwakilan UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Timor-Leste, Adeline Carrier menilai untuk memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diperluakan investasi yang serius pada kaum muda di Timor-Leste.
Adeline Carrier menyampaikkan hal tersebut untuk memperingati Hari UMKM Sedunai yang diperingatkan setiap tahun pada 27 juni yang ditetapkan oleh PBB untuk meningkatkan kesadaran akan kontribusi luar biasa dari perusahaan-perusahaan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB.
UNDP adalah mitra kuat Timor-Leste sejak restorasi kemerdekaan dan tentunya memiliki peluang besar untuk memiliki sumber daya minyak serta diverisifikasi ekonomi melalui ekonomi biru dan ekonomi hijau. Selain itu mengingat populasi negara yang 70% adalah kaum muda berusia kurang dari 25 hingga 35 tahun.
“UNDP benar mendukung pemerintah untuk benar memperkuat diversifikasi ekonomi di Timor-Leste. Ini sangat penting karena sebagian populasi adalah kaum muda. Ini adalah masa depan Timor-Leste, sumber daya yang lama tidak akan bertahan selamanya. Jadi, kita juga perlu memberikan kesempatan kepada para pengusaha muda untuk membuka bisnis mereka.” ungkap Adeline Carrier pada Tatoli secara eksklusif di kantor UNDP, Markas PBB, Caicoli, Dili.
Ia mengungkapkan saat ini pilihan kaum muda adalah pergi ke Australia, Korea dan negara lainnya untuk bekerja dan mengirimkan sejumlah pendapatan ke Timor-Leste dan keluarga mereka dapat memulai sebuah bisnis.
Tetapi sebagai kaum muda harus tetap tinggal di Timor-Leste untuk berbisnis menjalankan bisnis sendiri dan tentunya dari UNDP memberikan dukungan melalui program Youth Employment and Entrepreneurship Skills (YEES) melalui kemitraan dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) serta Kementerian Perdagangan dan Industri (MKI).
Melalui program YEES mampu meningkatkan kapasitas kaum muda Timor-Leste untuk mendirikan usaha kecil dan menengah dengan mengajukan proposal, sehingga bisa menyediakan pelatihan, menyediakan kesempatan magang dengan kerjama bersama Sekeretariat Negara urusan Pelatihan Professional dan Ketengakerjaan (SEFOPE) serta memberikan pinjaman lunak untuk menjalankan dan memulai bisnis.
Kendati demikian, masalah lain yang dihadapi adalah masalah regulasi atau kerangka hukum untuk pendaftaran bisnis di Timor-Leste masih sulit meskipun banyak kaum muda hadir dengan ide-ide bisnis bagus dan ingin berkontribusi pada negara.
“Saya tahu bahwa masih sulit untuk memformalkan bisnis karena ada kerangka hukum untuk mendaftarkan bisnis. Itu sulit. Jadi, kami bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Industri untuk memfasilitasi, pendaftaran bisnis, tetapi saya tahu bahwa ini adalah investasi jangka panjang. Ini bukan hanya sebagai proyek,” jelasnya.
Ia mengakui juga bahwa beberapa UMKM di Timor-Leste tidak bisa bertahan lama tanpa dukungan dari Pemerintah sehingga diharapkan dengan nantinya program YEES diberikan pada SEFOPE bisa mengembangkan modul khusus untuk para UMKM tersebut tentang bagaimana memiliki usaha yang berkelanjutan.
Proyek YEES diluncurkan melalui dana bersama, dengan total $8,1 juta atau $8.120.947 yang merupakan dukungan dari KOICA ($5.998.177), MKI ($1.632.770), dan UNDP ($490.000) dengan jangka waktu proyek dari tahun 2022 hingga 2027.
Pada akhir proyek, 2027, proyek YEES bertujuan untuk memberikan dukungan kepada 35.105 orang yang terdiri dari 24.442 penerima manfaat langsung dan 10.663 penerima manfaat langsung dan 10.663 penerima manfaat tidak langsung termasuk anggota keluarga pemuda yang menjadi wirausaha dan yang bekerja.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz