DILI, 11 maret 2024 (TATOLI)— Sedikitnya 25 diplomat Timor-Leste yang bertugas di berbagai Perwakilan Timo-Leste di luar negeri berpartisipasi dalam pelatihan diplomasi dan ekonomi biru yang berlangsung di Dili selama lima hari.
Pelatihan tersebut diselenggarakan Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK) Timor-Leste, bekerja sama dengan Dana Pengembangan Sumber Daya Manusia (FDCH) dengan mendatangkan Dinna Prapto Raharja, Ph.D, yang merupakan seorang praktisi, penasihat dan pelatih kebijakan publik dengan spesialisasi di bidang diplomasi, ekonomi politik komparatif, dan perlindungan sosial dari Indonesia.
MNEK, Bendito Freitas, mengatakan bahwa pelatihan tersebut sangat penting, karena untuk memperkuat kapasitas dan pengetahuan para diplomat Timor-Leste dalam melakukan diplomasi internasional, termasuk menegosiasikan kerja sama antar negara, menyelesaikan konflik dan memajukan kepentingan bersama dalam mendorong perdamaian dan stabilitas global.
“Penguatan kemampuan sangat penting bagi diplomat kita untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru di bidang diplomasi, guna beradaptasi dengan tantangan global yang penuh ketidakpastian,” kata Menteri Bendito Freitas pada wartawan, disela-sela pembukaan pelatihan yang berlangsung, di aula MNEK, Dili, senin ini.
Anggota pemerintah itu menegaskan, meskipun saat ini dunia menghadapi berbagai tantangan, namun menurutnya Timor-Leste harus mempersiapkan diri dengan melatih para diplomat, karena mereka merupakan perwakilan negara di luar negeri dan dituntut memiliki pengetahuan khusus serta menguasai bahasa asing, seperti budaya, ekonomi dan politik global dengan cara yang luar biasa.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen politik pemerintah untuk meningkatkan administrasi publik dan kapasitas sumber daya manusia kita sebagai aktor utama pembangunan negara,” paparnya.
Sementara, Dinna Prapto Raharja, Ph.D, seorang praktisi, penasihat dan pelatih kebijakan publik dengan spesialisasi di bidang diplomasi, ekonomi politik komparatif, dan perlindungan sosial dari Indonesia mengatakan, pelatihan lima hari ini akan berfokus pada perencanaan strategis situasi global dan pendekatan negosiasi untuk menyelesaikan perselisihan atau konflik.
Dikatakan, mengenai pelatihan ekonomi biru juga penting bagi Timor-Leste, karena sekitar 90% penduduk Timor-Leste tinggal di wilayah pesisir.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz