iklan

EKONOMI, HEADLINE

54 ribu hektar lahan pertanian Timor-Leste masih terbengkalai

54 ribu hektar lahan pertanian Timor-Leste masih terbengkalai

Salah satu lahan yang terbengkalai di kotamadya bobonaro, Pos Administratif Maliana. Foto Tatoli

DILI, 11 maret 2024 (TATOLI)– Direktur Nasional Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian, Januario Marçal mengungkapkan pada tahun 2023 berdasarkan data terakhir yang ada menunjukan 54 ribu hektar lahan pertanian di Timor-Leste masih terbengkalai.

“Dari total 81 ribu lahan pertanian berpotensi ini, ada data terakhir 2023 menunjukan lahan yang  aktif hanya 27 ribu hektar lahan, sisanya masih terbengkalai,” ungkap Januario Marçal dalam Program Wawancara Esklusif di kantor Tatoli, senin.

Ia menjelaskan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehuatanan (MAPPF -tetun) telah menargetkan agar penggunaan lahan pertanian dari 27 hektar naik menjadi 50 hektar pada tahun 2028.

Untuk mencapai target tersebut pada tahun ini MAPPF telah menyiapkan formulir identifikasi petani yang akan disebarkan oleh para penyuluh di seluruh teritori guna menghitung kembali angka para petani serta lahan yang digunakan.

“Dengan ini bisa mengetahui berapa petani kita yang masih aktif bertani? Seluas apa lahan yang mereka gunakan? Masalah apa yang mereka hadapi? Kita harus melakukan identifikasi dan berharap tahun ini kita bisa menaikkan ke 40 hektar,” jelasnya.

Ditanya tentang menaikkan produksi pertanian di dalam negeri, Januario Marçal menegaskan bahwa hal ini tidak hanya dilakukan oleh para penyuluh sendirian tetapi harus ada kerjasama dengan direktorat nasional dan kotamadya.

“Direktorat Penyuluh harus bekerjasama dengan bagian Pertanian dan Hortikultur serta Diretorat Irigasi, karena ini saling terhubung, kita di tingkat nasional menyiapkan rencana strategis dan model penerapan dan semua sudah dikerahkan pada tingkat kotamadya untuk membereskannya,” katanya.

Sejauh ini, jumlah penyuluh di seluruh teritori sebanyak 348, dengan terbanyak di Baucau dan paling sedikit di Ermera. Jumlah ini dinilai kurang karena dalam rencana strategis pada setiap desa harus memiliki satu orang penyuluh mengingat jumlah desa di teritori berjumlah lebih dari 400 desa. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!