DILI, 25 januari 2024 (TATOLI)—Pemerintah Timor-Leste melalui Sekreariat Negara urusan Listrik, Air dan Sanitasi (SEEAS) hari ini kembali melakukan konsultasi dengan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP tentang pengembangan roadmap bagi Timor-Leste di Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor tujuh tentang Energi yang Terjangkau dan Bersih.
Penasihat Bidang Listrik di SEEAS, Marito Fereira mengatakan SEEAS berkolaborasi dengan ESCAP untuk menyelenggarakan lokakarya konsultasi pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan Peta Jalan SDGs untuk Timor-Leste.
“Beberapa skenario untuk Peta Jalan saat ini telah dikembangkan berdasarkan data dan informasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Regulasi Sektor Listrik, Air dan Sanitasi (DGREAS) dan pemangku kepentingan lainnya. Setelah disepakati, skenario-skenario ini akan digunakan untuk mengembangkan Peta Jalan SDG’s 7,” jelas Marito Fereira dalam lokakarya bersama yang digelar di JL Villa Fatuhada, kamis ini.
Lokakarya ini akan menjadi pertemuan kedua bagi para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam proses penyusunan Peta Jalan TPB/SDGs 7, dengan tujuan untuk membahas temuan awal dari analisis National Expert SDG Tool for Energy Planning (NEXSTEP).
Kepala Bagian, Divisi Energi ESCAP, Michael Williamson mengatakan ESCAP telah mendukung Negara-negara Anggota untuk mengembangkan Peta Jalan SDG’s 7. ESCAP telah merancang NEXSTEP yang memungkinkan para pembuat kebijakan untuk membuat keputusan kebijakan yang tepat untuk mendukung pencapaian target SDG 7 serta target pengurangan emisi (NDC).
“ESCAP merasa beruntung memiliki Timor-Leste sebagai bagian dari inisiatif ini dan berterima kasih kepada DGREAS atas dukungannya yang terus menerus dalam mengembangkan Peta Jalan SDG’s 7 untuk Timor-Leste,” ucapnya.
Ketua AND (Otoritas Nasional yang Ditunjuk untuk Memerangi Perubahan Iklim), Pedro Godinho mengakui pembuatan roadmap tersebut sejalan dengan Rencana Startegis Pembangunan Nasional (PEDN) negara untuk tahun 2011 – 2030, serta menjadi fondasi bagi Timor-Leste untuk mengantisipasi Global Net Zero pada 2050.
Global Net Zero 2050 mengacu pada tujuan untuk mencapai kondisi di mana emisi gas rumah kaca seimbang dengan menghilangkan jumlah karbondioksida yang sama dari atmosfer.
“Ini terkait juga dengan energi dari transportasi, industri, energi terbarukan dan juga energi untuk masak, dan secara nasional kita memakainya, mereka menganalisis apakah kita bisa mencapai target tersebut atau tidak. Transmisi energi sendiri sedang berjalan di tingkat global dan secara nasiobal roadmap ini penting bagi kita untuk mengukur, penggunaan dan investasi kita pada energi terbarukan,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut ESCAP merekomendasikan Timor-Leste untuk mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca di atmosfer melalui energi terbarukan seperti Hidropower (tenaga air) 250mgwt, Wind (tenaga angin) 80mgwt dan Solar Panel (tenaga surya) 1.2ggwt.
Ia mengakui saat ini Timor-Leste belum mengunakan energi terbarukan dan sesuai data dari Listrik Timor-Leste (EDTL) menyebutkan lebih dari 90% masyarakat mengunakan energi yang tidak terbarukan.
Sejauh ini AND sendiri telah berkontribusi pada energi bersih dengan memobilisasi kompor masak yang efisien dan berkualitas untuk mengurangi pelepasan emisi sekitar 16.000 kompor di Lautem, Dili, Liquiça dan direncanakan untuk didistribusikan 450.000 kompor di seluruh teritori.
Diketahui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (SDG 7) bertujuan untuk memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
Pencapaian tujuan ini sangat penting untuk mengatasi kemiskinan energi, mendorong pembangunan ekonomi, dan mengurangi perubahan iklim. Peta jalan untuk mencapai SDG 7 melibatkan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai strategi dan tindakan di tingkat nasional, regional, dan global.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz
