DILI, 11 oktober 2023 (TATOLI)– Program Hamutuk ba Igualidade atau Bersama untuk Kesetaraan (T4E-Together for Equality) telah memberikan manfaat bagi 54.422 orang di empat kotamadya.
Empat kotamadya yang menerima manfaat dari program T4E tersebut adalah, Dili, Baucau, Covalima, dan RAEOA (Daerah Administratif Spesial Oecusse Ambeno).
Dalam pertemuan mitra T4E yang digelar dengan tema ‘Mencegah dan Menanggapi Kekerasan Berbasis Gender di Timor-Leste’ yang diadakan di City8, rabu ini, Country Director KOICA Timor-Leste, Eunju Cha menjelaskan T4E adalah program komprehensif.
Dijelaskan, T4E merupakan program komprehensif yang bertujuan untuk mencegah dan merespons kekerasan berbasis gender (GBV) dan mempromosikan kesetaraan gender di Timor-Leste.
“Pada September 2023, proyek ini telah mencapai tonggak sejarah dengan memberikan dampak positif terhadap kehidupan 54.422 penerima manfaat langsung, termasuk 31.659 perempuan, 22.668 laki-laki, 10 anggota LGBTI, dan 83 penyandang disabilitas di empat kotamadya,” jelas Eunju Cha.
Ia menjelaskan, upaya dari proyek ini juga telah mendukung 18 Lembaga Pemerintah dan 29 Organisasi Masyarakat Sipil. Sementara, menurut temuan dari DHS (Demographic and Health Survey) 2016, hampir setengah dari perempuan yang sudah menikah memiliki suami yang berprilaku mengontrol.
Selain itu, 74% perempuan setuju bahwa suami dibenarkan untuk memukul istrinya. Dengan mentalitas ini masih terlihat di antara masyarakat di negara ini, sebuah proyek yang berfokus pada GBV (Kekerasan Berbasis Gender) sangat penting.
Direktur Umum Sekretaris Negara untuk Kesetaraan (SEI), Armando da Costa menjelaskan pertemuan tersebut bertujuan untuk menampilkan intervensi T4E yang telah dilakukan sejauh ini, mendiskusikan pelajaran yang diambil, mengidentifikasi pendekatan yang berhasil untuk perluasan, dan mengembangkan strategi keberlanjutan saat proyek ini akan ditutup pada november 2024.
“Program T4E didanai oleh KOICA selama 4 tahun sejak diluncurkan pada november 2020 dengan dana sekitar $10 juta. Proyek ini dirancang untuk melengkapi inisiatif pemerintah yang sedang berlangsung yang tercantum dalam Rencana Aksi Nasional tentang Kekerasan Berbasis Gender,” ucapnya.
Program gabungan kolaboratif ini mencakup empat kotamadya sasaran yaitu, Dili, Baucau, Covalima, dan RAEOA dan implementasinya diawasi oleh empat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu UN Women, UNFPA (Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa), IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi), dan UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Selama acara berlangsung, sebuah panel yang terdiri dari 18 pembicara dari berbagai lembaga menampilkan bagaimana proyek T4E telah memperkaya pengalaman mereka, dengan memberikan wawasan tentang praktik-praktik yang baik dan juga membahas tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan proyek.
Proyek ini berfokus pada berbagai kelompok sasaran, termasuk individu (terutama kaum muda dan masyarakat yang terpinggirkan), dengan tujuan membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi katalisator perubahan.
Dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat, proyek ini bertujuan untuk menumbuhkan ketahanan terhadap pelecehan seksual dan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender lainnya.
Selain itu, proyek ini juga memberikan dukungan kepada lembaga-lembaga pemerintah yang penting, memungkinkan mereka untuk memperluas jangkauan, alokasi sumber daya, dan meningkatkan kualitas layanan dukungan yang penting.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz