DILI, 05 september 2023 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama dengan mitra internasional memberikan pelatihan kepada petugas medis profesional dari Rumah Sakit Rujukan dan Rumah Sakit Nasional tentang surveilans dan respons pencegahan terhadap kematian ibu dan anak di Timor-Leste.
Kemenkes bekerja sama dengan Mitra Internasional seperti, UNFPA (Dana Populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa), UNICEF (Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa), DFAT (Departemen Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan) dalam menyelenggarakan pelatihan tersebut.
“Hari ini, Kemenkes melalui program Kesehatan Ibu dan Anak bersama dengan UNFPA, UNICEF, dan DFAT meningkatkan kapasitas kepada tenaga medis profesional seperti dokter, perawat, dan bidan dari rumah sakit referal maupun rumah sakit Nasional serta pusat kesehatan mengenai pendirian komisi kebidanan yang bertujuan untuk melayani pencegahan kematian ibu dan anak dan bagaimana cara merespon situasi tersebut,”kata Direktur Jenderal Layanan Kesehatan di Kemenkes, Odete da Silva Viegas di Hotel Timor Dili, selasa ini.
Odete menjelaskan, Komisi Kebidanan telah didirikan pada 2014 untuk mencegah kematian ibu setelah itu pada tahun 2017, digantikan untuk merespon dan mencegah kematian bayi pada setiap fasilitas kesehatan dan dilanjutkan dengan autopsi verbal atau wawancara dengan ibu atau keluarga di sekitarnya.
“Komisi ini telah dibentuk di tingkat nasional dan kotamadya untuk melihat kasus yang terjadi pada ibu dan bayi di setiap fasilitas kesehatan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pembentukan komisi kebidanan ini memerlukan mekanisme koordinasi antara tenaga kesehatan profesional dengan otoritas lokal, karena keluarga mempunyai tanggung jawab pada otoritas lokal sehingga diperlukan mekanisme komunikasi dan koordinasi yang teratur agar dapat mengetahui, apabila terjadi kasus pada ibu hamil.
“Kita juga memerlukan kapasitas untuk merespon sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya diagnostik dan masalah lainnya. Karena, sistem ini sudah dibentuk tetapi masih miliki kekurangan sumber daya,” ujarnya.
Odete mengakui bahwa selama ini sistem rujukan pada pasien juga tidak memadai, terutama dalam proses rujukan di puskesmas dan posyandu, sehingga hal ini menjadi faktor yang menentukan bagi masyarakat, sehingga para pemimpin di setiap kotamadya dan di tingkat nasional perlu memperhatikan masalah tersebut.
Sementara itu, Asisten UNFPA di Timor-Leste, Domingas Bernardo, mengatakan pelatihan ini sangat penting bagi tenaga kesehatan profesional yang berasal dari Rumah Sakit Referal, Rumah Sakit Nasional untuk meningkatkan sistem komisi kebidanan untuk menangani kasus kematian ibu dan anak di Timor-Leste.
“Komisi Kebidanan telah didirikan pada tahun 2014, namun harus terus ditingkatkan untuk melihat kasus kematian ibu dan anak di Timor-Leste. Karena, jika ibu hamil dengan masalah seperti itu tidak diatasi dengan baik maka mereka dapat meninggal dunia. Maka program ini akan membantu memfasilitasi kesehatan dan rumah sakit untuk mengatasi kekurangan ini agar dapat mengatasi kasus kematian ibu dan anak,” ujar Domingas Bernardo.
Dikatakan, UNFPA akan terus memberikan dukungan semaksimal mungkin bagi program Kesehatan Ibu dan Anak di Timor-Leste.
Sementara itu, tenaga kesehatan profesional yang mengikuti pelatihan mengenai surveilans dan respons terhadap kematian ibu dan anak di Timor Leste, dari Rumah Sakit Rujukan Baucau, Rumah Sakit Rujukan Maliana (Bobonaro), Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), dan Puskesmas Gleno Ermera.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz