DILI, 20 april 2023 (TATOLI)— Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menandatangani perjanjian kemitraan untuk bersama siap mendukung Pemerintah Timor-Leste dalam mencegah dan menanggapi bencana alam dengan memberikan perlindungan selama keadaan darurat.
Melalui siaran pers dari IOM yang diakses Tatoli, menyebutkan penandatanganan ini dilakukan untuk mengatasi risiko perlindungan bagi masyarakat di Timor-Leste dan Papua Nugini, dengan dana yang diberikan Biro Bantuan Kemanusiaan (BHA) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Bantuan dana tersebut bertujuan meningkatkan mekanisme dan kapasitas para pemangku kepentingan untuk mengatasi risiko perlindungan selama periode banjir, tanah longsor, dan bencana akibat iklim lainnya.
“Melanjutkan upaya IOM yang sudah ada di seputar pengungsian internal dan perlindungan populasi yang paling rentan, kami berkomitmen untuk memberikan tanggapan kemanusiaan, dan kami bangga bermitra dengan UNICEF dalam proyek penting ini untuk mengatasi risiko perlindungan dalam situasi kemanusiaan yang dihadapi Timor-Leste dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kepala Misi IOM di Timor-Leste, Ihma Shareef, melalui siaran pers tersebut.
Timor-Leste sangat rentan terhadap bencana alam, yang seringkali mengakibatkan peningkatan risiko cedera, korban jiwa, kerusakan infrastruktur publik, pembatasan akses, kehilangan asset, dan terganggunya mata pencaharian keluarga. Contonhnya hampir 33.835 keluarga terkena dampak banjir yang melanda seluruh negeri ini.
Sementara itu, Perwakilan UNICEF di Timor Leste, Bilal Durrani, mengatakan, kerjasama ini akan membantu mengembangkan solusi segera dan jangka panjang untuk memastikan keselamatan dan perlindungan populasi rentan, terutama anak-anak, dan diprioritaskan selama keadaan darurat apa pun,
“Melalui proyek ini, kami akan mendukung Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk segera mengidentifikasi, menangani, dan mencegah masalah perlindungan di antara kelompok rentan selama keadaan darurat.” ujar Bilal Durrani.
Menurut data yang dikumpulkan memperkirakan bahwa dari orang-orang yang terkena dampak banjir Topan Seroja, 48,7% adalah perempuan, 21,1% anak-anak (usia 0-19), 13,5% lansia (berusia 65+), sedangkan 15% kaum penyandang disabilitas.
Di Timor-Leste, terdapat tantangan besar dalam pengelolaan risiko bencana, termasuk keterbatasan jaring pengaman sosial, kapasitas untuk merespons, dan infrastruktur.
Melalui proyek ini, UNICEF dan IOM akan mendukung Pemerintah Timor-Leste dalam memperkuat sistem dan membangun kapasitas, serta meningkatkan kesadaran untuk mengatasi risiko perlindungan.
Mengatasi risiko perlindungan dalam lingkungan kemanusiaan merupakan hal mendasar untuk mencapai banyak Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, termasuk tujuan tentang Pemberantasan Kemiskinan, Kesetaraan Gender, dan Tujuan Aksi Perubahan Iklim.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz