iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, SOSIAL INKLUSIF

Xanana: penting bagi generasi baru pahami sejarah Timor-Leste  

Xanana: penting bagi generasi baru pahami sejarah Timor-Leste  

Pemimpin Karismatik, Xanana Gusmão sedang berbicara dalam seminar untuk mahasiswa baru UNPAZ (Universidade da Paz) dengan topik ‘Pengembangan Sektor Perminyakan di Timor-Leste di masa depan’, yang digelar di Aula UNPAZ, Dili, sabtu (04/03). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 04 maret 2023 (TATOLI)—Pemimpin Krismatik, Xanana Gusmão mengimbau para generasi baru untuk mampu memahami sejarah Timor-Leste dalam memperjuangkan hak batas maritim antara Australia.

Xanana menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam  seminar untuk mahasiswa baru UNPAZ (Universidade da Paz) dengan topik ‘Pengembangan Sektor Perminyakan di Timor-Leste di masa depan’.

“Melihat kehadiran disini saya merasa memiliki kewajiban untuk menceritakan sejarah tentang batas maritim kepada kalian semua untuk mengerti tentang masalah migas (minyak dan gas) di laut Timor,” jelas Xanana Gusmão di Kampus UNPAZ, sabtu ini.

Ia mengatakan, Timor-Leste sudah 21 merdeka dan ini sudah waktunya generasi muda berpartisipasi dalam diskusi ekonomi untuk bisa memunculkan tujuan pembangunan negara dan bisa memberikan nilai akan berpartisipasi demokrasi dari semua orang untuk kepentingan nasional.

“Jika semua orang memiliki penjelasan yang jelas tentang tantangan di batas maritim, kalian para kaum muda tidak akan jatuh dalam penipuan yang akan membingungkan kalian,” katanya.

Dijelaskan, perjanjian batas laut ini sudah dimulai sejak 1972 dimana saat itu Indonesia memulai Perjanjian Batas Dasar Laut khususnya untuk Timor Barat.

Ditahun-tahun berikutnya juga masih dibahas seperti pada 1989 tentang Timor Gap Treaty, 1997 tentang Perjanjian Zona Ekonomi Eksklusif, 2001 tentang Nota Kesepahaman tentang Pengaturan di Laut Timor.

Selain itu pada 2002 tentang Timor Sea Treaty, 2003 tentang Perjanjian Unitisasi, 2006 tentang Traktat tentang Pengaturan Maritim Tertentu di Laut Timor.

Setelah Timor-Leste mendeklarasikan restorasi kemerdekaannya pada tahun 2002, negara baru tersebut membuat ketentuan sementara dalam perjanjian dengan Australia, yang dikenal sebagai Perjanjian Laut Timor.

Perjanjian tersebut untuk mengizinkan eksplorasi sumber daya minyak dan gas di bagian Laut Timor yang disebut Area Pengembangan Minyak Bersama.

Perjanjian ini dibuat pada hari pertama kemerdekaan Timor-Leste, pada 20 mei 2002. Perjanjian ini mencerminkan Perjanjian Celah Timor antara Indonesia dan Australia, yang disepakati pada masa pendudukan Timor-Leste.

Setelah Perjanjian Laut Timor, Timor-Leste merundingkan ketentuan sementara tambahan dengan Australia, yaitu Perjanjian tentang Pengaturan Maritim Tertentu di Laut Timor (CMATS) dan Perjanjian yang berkaitan dengan Unitisasi Campos do Sol Nascente dan Campos do Trovador (Agreement of Unitisasi).

Perjanjian CMATS dan Unitisasi menyusun kembali persyaratan bagi hasil dan kontrol regulasi di Area Pengembangan Minyak Bersama dan lapangan Greater Sunrise.

CMATS berupaya memberlakukan moratorium (yaitu larangan) untuk membahas, bernegosiasi atau melanjutkan penetapan batas laut antara Timor-Leste dan Australia selama 50 tahun.

Hal ini terlepas dari ketentuan UNCLOS yang menyatakan bahwa negara-negara dengan klaim maritim yang tumpang tindih harus merundingkan perjanjian batas laut yang permanen.

Berdasarkan ketentuan CMATS, salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian jika rencana pengembangan Greater Sunrise tidak disetujui pada februari 2013.

CMATS dihentikan pada 10 April 2017, sebagai bagian dari paket langkah-langkah pembangunan kepercayaan yang disepakati antara para pihak, sebagai bagian dari proses konsiliasi wajib. 

Reporter   : Cidalia Fátima

Editor        : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!