iklan

INTERNASIONAL, PENDIDIKAN

100 guru ikuti lokakarya pengenalan sejarah Timor-Leste dalam kurikulum pendidikan

100 guru ikuti lokakarya pengenalan sejarah Timor-Leste dalam kurikulum pendidikan

Organisasi UNESCO melalui Proyek Sejarah dan Pendidikan Perdamaian bersama CNC mengadakan lokakarya tentang Jaringan Studi Guru Sejarah di Timor-Leste (TL). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 08 februari 2023 (TATOLI)— Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) melalui Proyek Sejarah dan Pendidikan Perdamaian bersama Pusat Nasional Chega (CNC) mengadakan lokakarya tentang Jaringan Studi Guru Sejarah di Timor-Leste (TL).

Lokakarya Jaringan Studi Guru Sejarah di TL di bawah Proyek Sejarah dan Pendidikan Perdamaian UNESCO dan program Digitalisasi CNC untuk Rekonsiliasi Konflik dan Pembangunan Perdamaian dihadiri oleh 100 guru pengajar mata pelajaran sejarah dari dua kotamadya Atauro dan Dili.

Koordinator Komisi Nasional Timor-Leste untuk UNESCO, Francisco Barreto mengatakan kegiatan yang dilakukan ini adalah inisiatif CNC bekerjasama dengan UNESCO Jakarta dan dibiayai oleh Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA)  dan mendapatkan dukungan penuh Kementerian Pendidikan Pemudah dan Olahraga (MEJD).

“Hari ini ada 100 guru dari 50 sekolah yang terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Teknik Kejuruan di Kotamadya Dili dan Atauro yang sudah dipilih oleh MEJD untuk menjadi Jaringan Studi untuk para guru pengajar mata pelajaran sejarah,” jelas Francisco Barreto di CNC Balide, rabu ini.

Menurutnya, pendidikan tentang sejarah memainkan peran penting dalam memajukan kohesi sosial dan kepercayaan masyarakat, di tingkat lokal dan nasional, untuk berkontribusi secara positif dalam mendamaikan konflik dan perdamaian.

Kehadiran para guru juga sangat penting karena sebagian besar memiliki tantangan sendiri untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dalam bidang sejarah untuk dibutuhkan banyak kesempatan guna meningkatkan kapasitas melalui pelatihan serta lokakarya dari para ahli.

Sementara, Direktur Eksekutif CNC, Hugo Fernanades menyebutkan lokakarya ini adalah yang kedua kalinya untuk jaringan studi guru sejarah. Lokakarya pertama kali dilakukan  pada juli 2022 yang menghadirkan guru dari 26 sekolah di seluruh teritori.  Tujuannya,  untuk bertukar pengalaman tentang proses pengajaran pada pelajaran sejarah di sekolah masing-masing serta modul yang digunakan.

“Data kita bahwa ada lebih dari 700 guru yang kedepannya akan diberikan pelatihan yang sama dan kita juga mendengarkan pengalaman mereka juga,” ucapnya.

Direktur Jenderal MEJD, Raimundo Jose Neto meminta pada semua guru yang berpartisipasi untuk menjadi bekal bagi mereka guna mengajar para siswa karena selama ini MEJD tidak memiliki modul khusus untuk sejarah Timor-Leste yang diakui oleh Pemerintah.

“Sejarah yang sekarang diajarkan hanya diambil secara terpisah dari beberapa referensi dan termasuk sejarah internasional.  Dari  lokakarya ini  kita bisa berupaya untuk membuat modul sendiri dengan dukungan CNC,” ucapnya.

Saat ini MEJD akan merevisi kurikulum untuk membuat modul pengajaran. Selain itu MEJD juga akan kembali memberikan pelatihan di tiga pusat terpisah yang akan diambil 20 guru dari setiap kotamadya seperti  Lautem, Baucau, Viqueque dan Manatuto, adapaun Covalima, Aileu dan Manufahi, serta Ermera, Liquiça dan Bobonaro.

Reporter   : Cidalia Fátima

Editor        : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!