DILI, 24 januari 2023 (TATOLI)— Koordinator Timor-Leste Coalition For Education (TLCE), José Monteiro menilai selama ini Pemerintah Timor-Leste (TL) kurang berinvestai di Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya pada sektor pendidikan.
“Setelah TL merdeka sampai hari ini kita lihat dalam sektor pendidikan masih ada banyak hal yang kurang dan kita lihat tenaga guru baru 15% di seluruh teritori. Investasi di sektor ini juga kurang dibandingkan dengan sektor lain seperti infrastuktur,” José Monteiro kepada Tatoli, selasa ini.
Menandai Hari Pendidikan Internasional, yang diperingati pada 24 januari dengan tema “Berinvestasi pada Manusia, Memprioritaskan Pendidikan”, tetapi kenyataanya sampai saat ini TL belum memenuhi karena setiap tahun alokasi dana pada sektor pendidikan sangat kecil.
Menurtnya, TL harusnya memiliki dana perminyakan yang cukup untuk memulai investasi tetapi Pemerintah tidak memiliki perencanaan yang pasti dan tidak menentu dalam meningkatkan sektor pendidikan dan hanya berfokus pada sektor lain.
“Jika investasi kita berfokus pada infrastuktur maka nantinya mereka yang bekerja bukan dalam negeri tetapi dari luar negeri karena investasi untuk pendidikan sangat kecil. Infrastuktur sangat penting tetapi keduanya harus seimbang,” ucapnya.
Koordinator TLCE itu mengatakan, Hari Pendidikan Internasional tahun ini kembali mengingatkan Pemerintah untuk memberikan perhatian untuk akses pendidkan yang berkualitas di TL. Selain itu juga peningkatan SDM sangat penting untuk membangun negara.
Investai yang dilakukan oleh Pemerintah dalam sektor ini akan mengurangi ketergantungan TL akan SDM dari luar negeri, dan juga menjamin agar pada 20 sampai 30 tahun nanti SDM di seluruh sektor sudah terpenuhi.
Ia merekomendasikan pada Kementerian Pendidikan untuk berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di TL dengan meyakinkan kedua pihak politik maupun secara teknis serta membuat rencana startegis yang sesuai.
“Pemerintah harus mengalokasikan dana yang cukup untuk program-program yang berkaitan dengan kualitas pendidikan karena saat ini program seperti Eskola ba Uma (Sekolah di Rumah) belum jelas berapa yang akses dan berapa yang tidak,” ungkapya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz