iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN

Capai target 2025, CCMTL dan Kemenkes kembali siapkan proposal untuk Global Fund

Capai target 2025, CCMTL dan Kemenkes kembali siapkan proposal untuk Global Fund

Foto bersama Country Coordinating Mechanisms Timor-Leste (CMMTL) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setelah mendiskusikan persiapan proposal untuk Global Fund. Foto Kemenkes

DILI, 05 desember 2022 (TATOLI)— Country Coordinating Mechanisms Timor-Leste (CCMTL) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mendiskusikan persiapan proposal untuk Global Fund agar mencapai target 2025 dalam mengatasi tiga penyakit menular yaitu, Malaria, Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan Tuberkulosis (TB).

Global Fund saat ini memiliki tiga dana hibah inti yang aktif di Timor-Leste, dengan total pendanaan hingga $15,7 juta yang ditandatangani untuk 2021-2023. Investasi tersebut bertujuan untuk mendukung negara dalam terus membuat kemajuan melawan HIV, membengkokkan kurva tuberkulosis (TB) dan mencapai sertifikasi bebas malaria pada tahun-tahun mendatang.

“Ini adalah tahun kedua dan kita ingin mendengar kembali apa yang sudah dilakukan dan dengan begitu CCM bisa membuat strategi baru untuk penanganan tiga penyakit tersebut,” jelas Ketua CCMTL, Sabina Fernandes Seac di City 8, senin ini.

Ia berharap dengan dukungan tersebut pada tahun 2025, ketiga peyakit tersebut bisa sepenuhnya diatasi. Khusus untuk TB bisa dideteksi 90% dan layanan fasilitas bisa capai 100%, juga sama halnya untuk penyakit AIDS dan Malaria.

Ia menjelaskan, dukungan dari Global Fund akan dialokasikan 60% dari total proposal yang diajukan sedangkan untuk 40% lainnya akan didukung oleh Pemerintah serta mitra negara.

Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo menjelaskan, Global Fund telah mendukung TL sejak tahun 2002 dan akan terus berlanjut hingga Timor-Leste benar-benar mengatasi ketiga penyakit ini dengan baik. Selain itu Pemerintah akan mendukung melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) setiap tahun.

“Global Fund tidak akan hentikan dukungan. Kita memiliki APBN dan juga membuat proposal pada mitra untuk mendukung penanganan ketiga penyakit ini,” ucapnya.

Dalam laporan Global Fund disebutkan, pada tahun 2021, 91% orang yang hidup dengan HIV mengetahui status mereka, 55% orang yang mengetahui status HIV mereka menerima terapi antiretroviral yang menyelamatkan jiwa (naik dari 10% pada tahun 2010), dan 42% orang yang memakai pengobatan mengalami penekanan viral load (lebih dari dua kali lipat hasil tahun 2015).

Mengenai TB, upaya besar telah dilakukan selama dua dekade terakhir untuk meningkatkan jangkauan layanan dan meningkatkan kualitas perawatan. Pandemi COVID-19 berdampak pada layanan TB dan menyebabkan penurunan lebih dari 20% dalam laporan kasus  efek berkelanjutan yang berpotensi menyebabkan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi TB dan meninggal dunia.

Untuk membendung gelombang orang yang terinfeksi TB dan memastikan pekerjaan yang dilakukan selama 20 tahun terakhir tidak tergelincir, pada tahun 2021 Timor-Leste secara resmi memperbarui janjinya untuk mengakhiri penyakit ini sebagai ancaman kesehatan masyarakat dan meluncurkan Rencana Percepatan Nasional. Tindakan untuk Mengakhiri TB pada tahun 2025.

Seperti banyak negara di kawasan Asia-Pasifik yang terus mempercepat dan meningkatkan intervensi pengendalian malarianya, Timor-Leste secara bertahap mengurangi beban malarianya. Negara ini telah secara dramatis mengurangi kasus dari 220.000 pada tahun 2006 menjadi nol kasus pada tahun 2017. Tidak ada kematian terkait malaria sejak tahun 2015.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!