iklan

EKONOMI, DILI, LSM

Hari Perempuan Pedesaan Sedunia, Alola : intensifkan kemampuan perempuan  

Hari Perempuan Pedesaan Sedunia, Alola : intensifkan kemampuan perempuan  

Manajer Program Advokasi Organisasi Alola Foundation, Maria Evelina Iman. Foto Tatoli

DILI, 17 oktober 2022 (TATOLI)– Organisasi Alola Foundation dalam perayaan Hari Perempuan Pedesaan Sedunia melaksanakan empat program penting pemberdayaan untuk mengintensifkan kemampuan perempuan pedesaan dalam berkontribusi pada pembangunan negara yang berkelanjutan.

Manajer Program Advokasi Organisasi Alola Foundation, Maria Evelina Iman mengatakan, pihaknya  telah melaksanakan empat program penting  pemberdayaan perempuan pedesaan. Empat program itu adalah,  program Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Kesehatan Ibu dan Anak, dan program Advokasi.

“Untuk memastikan partisipasi perempuan dalam pembangunan negara, kami melaksanakan program-program penting ini,” kata Maria Evelina Iman kepada TATOLI  secara esklusif di kantornya, Dili , senin ini.

Maria Evelina mengatakan  Alola Foundation  telah bekerja dengan perempuan pedesaan sejak tahun 2003, melalui implementasi empat program.

Menurutnya, sejak Timor-Leste (TL) merestorasikan kemerdekaannya pada  2002, Alola Foundation menilai masih banyak perempuan lokal dan pedesaan yang tidak memiliki informasi dan kapasitas untuk menjadi seorang pemimpin.  Karena itu, Alola Foundation  telah bekerja sama dengan perempuan pedesaan untuk mengidentifikasi masalah mereka dan mencari solusi untuk mengatasinya.

Dijelaskan,  program pemberdayaan ekonomi perempuan dilaksanakan untuk mendorong dan memastikan partisipasi perempuan pedesaan dalam proses pembangunan ekonomi.

“Lebih dari 50 kelompok perempuan berpartisipasi dalam program ini. 50 kelompok ini memiliki pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha dan mereka juga dapat menopang perekonomian keluarganya,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan program Advokasi, Maria Evelina mengatakan, Alola Foundation  telah memberikan advokasi dan peningkatan kapasitas bagi perempuan pedesaan untuk menjadi pemimpin.

“Mereka belajar tentang kepemimpinan, berbicara di depan umum, dan kampanye serta belajar kepemimpinan transformatif. Jadi saat ini lebih dari 54% perempuan pedesaan dapat bersaing dalam pemilu di tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.

“Pada tahun 2017, kami mengadakan dialog di pedesaan dengan aktivis perempuan, anggota parlemen, dan calon perempuan di empat kotamadya yang terdiri dari Bobonaro, Baucau, Dili, dan Ainaro. Sedangkan pada tahun 2022, kami memberikan perencanaan manajemen kepemimpinan, pemantauan, evaluasi, dan penulisan proposal dan pengelolaan keuangan,” tuturnya.

Setelah program dilaksanakan, Alola Foundation mengidentifikasi banyak perempuan yang bersaing menjadi pemimpin. Sehingga sebuah studi pada  2006 mengidentifikasi 102 perempuan yang terpilih menjadi kepala desa.

Riset dari Alola Foundation  juga mengungkapkan, pada 2009 terpilih 11 perempuan lagi menjadi kepala desa. Pada 2016 lebih dari 21 perempuan menjadi kepala desa dan 87 menjadi kepala kampung.  Pada  2012, partisipasi perempuan meningkat menjadi 38% dari persen ini, termasuk partisipasi perempuan di Parlemen Nasional.

Selain program advokasi untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, Alola Foundation juga melaksanakan program advokasi kekerasan berbasis gender.

“Kami juga mengadvokasi pemajuan hak-hak perempuan dan anak-anak di TL dengan memberikan kesempatan melalui forum pemuda tentang pencegahan kekerasan berbasis gender, kerangka hukum untuk mencegah hak-hak perempuan, dan forum tingkat desa,” katanya.

Sejauh ini, program yang dilaksanakan  Alola Foundation  mendapatkan dana dari Women’s Action for Voice and Empowerment (WAVE), UN Women, UNFPA, BMETS, Canada Found, dan Alola Australia.

Hari Perempuan Pedesaan Sedunia atau World Rural Woman’s Day, diperingati setiap 15 oktober di seluruh dunia. Perayaan ini dimulai pada 2008 setelah terbitnya keputusan Majelis Umum PBB dalam surat resolusi 62/136 pada 18 desember 2007.

Dikutip dari berbagai sumber, peringatan hari Perempuan Pedesaan Sedunia, adalah sebagai bentuk pengakuan terhadap peran dan kontribusi penting perempuan pedesaan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memberantas kemiskinan pedesaan.

Reporter : José Belarmino De Sá

Editor      : Nelia Borges  (penerjemah : Armandina Moniz)

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!